Sebagai bagian dari kolaborasi positif antara Komisi IV DPR RI dengan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), secara berkala diadakan kunjungan kerja. Pada Rabu (19/2/2025), segenap legislator mengajak untuk meninjau beberapa titik di Surakarta, Jawa Tengah hingga sampai Magetan, Jawa Timur.
Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA Sri Nuryanti yang turut serta dalam visitasi Komisi IV DPR RI kali ini, menjabarkan hasil kunjung lapang yang dapat menjadi evaluasi bersama. Inung, sapaan akrabnya, bilang terdapat beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti NFA ke depannya.
"Di lokasi pertama, di Pasar Gede Hardjonagoro, kondisi harga pangan pokok cukup stabil dan tidak melebihi harga acuan. Namun ada pangan yang mengalami kenaikan tapi tidak sampai melebihi harga acuan, seperti telur, daging ayam, dan cabai merah keriting. Tapi ini tentu agar petani dan peternak lokal dapat merasakan profit juga," bebernya.
"Ada pula aspirasi dari pedagang yang menanyakan beras SPHP Bulog, akan tetapi stoknya tidak tersedia. Ini yang menjadi perhatian Komisi IV DPR RI, sedangkan minat masyarakat cukup tinggi," sebut Direktur Inung.
Terkait beras SPHP tersebut, penghentian sementara SPHP beras dilakukan mulai 7 Februari. Ini berangkat dari hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Pangan pada 31 Januari lalu. Langkah ini semata-mata agar Perum Bulog bisa fokus melakukan penyerapan panen petani hingga 3 juta ton setara beras dan juga sebagai upaya pemerintah menjaga harga petani selama panen raya.
Fakta lapangan selanjutnya, petani yang dijumpai di Desa Soco, Magetan, Jawa Timur menyampaikan apresiasi terhadap harga pembelian minimal gabah yang ditetapkan pemerintah di Rp 6.500 per kilogram (kg). Dengan begitu, kalangan petani mengaku bersemangat untuk aktivitas produksinya.
Di lokasi terakhir, Direktur Inung memastikan ketercukupan stok beras di Gudang Bulog Gulun, Magetan, Jawa Timur dalam menghadapi Ramadan dan Idulfitri mendatang. Kualitas beras lokal yang disimpan di sini pun lebih baik dibandingkan beras impor.
Senada dengan itu, Anggota Komisi IV DPR RI Abdul Kharis Almasyhari, menuturkan temuannya bahwa beras lokal Indonesia memiliki kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan beras impor dari Vietnam dan Pakistan.
"Setelah kita bandingkan, ternyata beras impor dari Vietnam dan Pakistan masih kalah kualitasnya dengan beras Indonesia. Jadi, kita harus mencintai produk dalam negeri. Beras Vietnam ukurannya kecil-kecil, beras Pakistan agak besar, sedangkan beras Indonesia lebih besar dan bersih," ujarnya.
"(Terkait) pasokan beras SPHP, (itu) perlu ditingkatkan karena banyak diminati masyarakat. DPR akan membahas temuan ini dengan mitra kerja terkait. Ini adalah gambaran kecil dari kondisi pasar di Indonesia," pungkas Kharis.
#BadanPanganNasional
#NationalFoodAgency
#Bapanas
#NFA
#PanganKuatIndonesiaBerdaulat
#KetahananPangan
#SwasembadaPangan
#KunjunganKerja
#KomisiIVDPR
#Surakarta
#Magetan