Badan Pangan Nasional/Natinoal Food Agency (NFA) menggelar Pertemuan Evaluasi Pasar Pangan Segar Aman (PAS AMAN) Tahap I di Bogor. Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi program PAS AMAN sepanjang tahun 2024, serta merumuskan rekomendasi perbaikan untuk tahap selanjutnya. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari 11 provinsi dan 32 kabupaten/kota yang mewakili dinas terkait pangan serta Tim ICS (Internal Control System) dari berbagai daerah.
Salah satu agenda utama pertemuan adalah kunjungan ke Pasar Modern BSD untuk mempelajari praktik terbaik dalam pengelolaan pasar yang aman dan sehat. Selain itu, sesi panel menghadirkan narasumber dari berbagai instansi, termasuk Plt. Direktur Pengawasan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Badan Pangan Nasional, Apriyanto; perwakilan ASPARINDO, Kementerian Perdagangan, Badan Standardisasi Nasional, BPOM, Kementerian Kesehatan, serta pakar pangan seperti Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi dan Dr. Ir. Roy Sparringa, M.App.Sc.
Dalam pemaparannya, Apriyanto menekankan bahwa pelaksanaan program PAS AMAN telah memberikan dampak positif di berbagai daerah. “Kita melihat adanya perbaikan signifikan dalam sanitasi pasar, persepsi pedagang dan konsumen terhadap keamanan pangan yang semakin meningkat, serta frekuensi pengujian keamanan pangan yang lebih tinggi. Pendataan pedagang pangan segar asal tumbuhan (PSAT) juga telah membantu menjamin ketelusuran produk,” jelasnya.
Meskipun program ini menunjukkan hasil yang menggembirakan, berbagai hambatan dalam implementasi masih perlu diatasi. Masalah fasilitas sanitasi yang belum optimal, kesadaran pedagang dan konsumen yang belum merata, serta kendala dalam menindaklanjuti hasil pengujian pangan segar menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, beberapa pedagang masih belum menempati lapak sesuai dengan zona yang ditetapkan, dan terjadi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, terutama di tingkat Tim ICS.
Melihat kondisi tersebut, pertemuan ini menghasilkan beberapa rekomendasi strategis untuk menyempurnakan pelaksanaan PAS AMAN di masa mendatang. Salah satu rekomendasi utama adalah pentingnya koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, pemerintah daerah, dan BUMD dalam memperbaiki infrastruktur pasar. Selain itu, pelatihan bagi SDM yang melakukan pengujian keamanan pangan harus ditingkatkan, guna memastikan kualitas pengawasan yang berkelanjutan.
Apriyanto juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan budaya keamanan pangan di pasar tradisional. "Kita harus membangun kemitraan yang kuat melalui forum komunikasi pasar, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk paguyuban pedagang. Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keamanan pangan juga menjadi prioritas yang tidak bisa diabaikan," ujarnya.
Dalam rangka meningkatkan motivasi dan partisipasi pedagang, rekomendasi lain yang diajukan adalah pemberian insentif, seperti penghargaan kepada pedagang atau pasar yang telah memenuhi standar PAS AMAN. Penghargaan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak pasar tradisional untuk menerapkan standar keamanan pangan yang lebih baik.
Rekomendasi lain yang disoroti adalah perlunya kajian risiko terkait pengembangan pasar PAS AMAN. Melalui pendekatan berbasis risiko, pemerintah diharapkan dapat lebih tepat sasaran dalam menyusun kebijakan dan strategi pengembangan pasar aman.
Pertemuan evaluasi ini menjadi langkah penting dalam memastikan keberlanjutan program PAS AMAN. NFA berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kualitas pangan segar di pasar tradisional, sehingga masyarakat mendapatkan produk pangan yang lebih aman dan sehat. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat, keamanan pangan dapat terjamin, dan pasar tradisional dapat berkembang menjadi pusat perdagangan yang lebih modern dan sehat.