Indonesia Berbagi Pengalaman tentang Mina Padi pada
Side Event Asia and the Pacific Regional Rice Initiatives
Indonesia sebagai salahsatu negara yang mengimplementasikan Regional Rice Initiatives (RRI) fase II didaulat menjadi pembicara bersama dengan Filipina dan Lao PDR pada Side Event Asia and the Pacific Regional Rice Initiatives yang dilaksanakan di sela-sela pertemuan FAO Conference ke-39 di Roma, Italia. Pertemuan diselenggarakan pada tanggal 11 Juni 2015 bertempat di Sheikh Zayed Centre, FAO Headquarter dan dibuka oleh Mr. Hiroyuki Konuma, Asisten Direktur Jenderal FAO Kawasan Asia Pasifik. Dalam sambutan pembukaannya, Mr. Konuma menggarisbawahi bahwa beras merupakan komoditas penting bagi kawasan Asia Pasifik.
Acara yang dimoderatori oleh Mr. Ren Wang, Asisten Dirjen FAO Bidang Pertanian dan Perlindungan Konsumen melibatkan empat pembicara, yaitu Dr. Mei Rochjat Darmawiredja, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan (Indonesia); Mr. Xaypladeth Choulamany, Dirjen Perencanaan dan Kerja Sama, Kementerian Pertanian dan Kehutanan Lao PDR; Mr. Lupino Lazaro, Jr., Atase Pertanian pada Kedutaan Besar Filipina di Roma, Italia; dan Mr. Clayton Campanhola, Koordinator Strategic Objective ke-2 (SO2) FAO.
Dr. Mei Rochjat menyampaikan keunikan yang dimiliki oleh budidaya Mina Padi di Indonesia yang dilaksanakan pada RRI fase II dibandingkan dengan metode yang konvensional. Setidaknya ada empat hal utama yang menjadikannya berbeda, yaitu pemberian pakan, jumlah ikan, kualitas beras yang lebih baik dan kontribusi terhadap ketahanan pangan dan gizi. Pada RRI Fase II, dilakukan pemberian pakan terhadap ikan yang membawa dampak terhadap penurunan jumlah pupuk karena tersedianya pupuk organik sehingga meningkatkan kualitas padi. Kedua, jumlah ikan yang ditebarkan lebih banyak sehingga membuat produksi ikan lebih banyak dan memberikan keuntungan yang lebih banyak kepada petani. Selain itu, siklus nutrient lebih cepat didaur ulang. Ketiga, dihasilkannya kualitas beras organik dan melibatkan pedagang beras organik sehingga meningkatkan pendapatan petani. Terakhir, manfaatnya bagi pemenuhan gizi keluarga dan ketahanan pangan masyarakat melalui konsumsi beras organik dan ketersediaan ikan yang dapat dikonsumsi selain untuk dijual.
Para peserta pertemuan menyambut baik pelaksanaan side event dimaksud dan merekomendasikan agar keunikan Mina Padi dengan pendekatan RRI dapat semakin disebarluaskan. Salahsatunya dengan menggunakan mekanisme kerja sama South South and Triangular Cooperation. Sebagai penutup, Mr. Konuma menekankan pentingnya penilitian dan investasi perberasan untuk meningkatkan pertumbuhan produktivitas beras sekaligus peningkatan perbaikan kualitas lingkungan dan ekosistem.