"Dulu kami menangis, tapi berkat adanya bantuan pemerintah, termasuk Program PKU Kementan, sekarang kami sudah bisa tersenyum," ujar Rauf Ketua Kelompok tani Horsepan ketika ditemui seusai pertemuan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bersama Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Andriko Noto Susanto, di desa Pendua, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (3/7/2019.
"Pasca gempa, tadinya kami tidak tau harus berbuat apa. Ibu-ibu yang biasa berbelanja kepasar, selama 3 hari hanya dirumah, karena tidak ada yang berjualan. Kini mereka sudah bisa berbelanja, bahkan menghasilkan uang dengan membuat pangan olahan," tambah Rauf.
Kehadiran Tim Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Andriko sangat bermakna bagi gapoktan, karena tidak hanya memantau kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU), tetapi juga memberi semangat dan motivasi untuk bangkit menatap masa depan yang lebih baik lagi.
"Kementan hadir dengan program PKU untuk meningkatkan pendapatan, sehingga nantinya tidak ada lagi masyarakat yang rentan rawan pangan. Mari kita kerjakan dan sukseskan program ini," ajak Andriko memberi semangat.
Dijelaskan Andriko, program PKU selain untuk meningkatkan status kerentanan rawan pangan menjadi tahan pangan, juga untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat.
"Kalau program PKU ini dikelola dengan baik, kami yakin dalam 3 tahun kedepan petani dan masyarakat disini sudah meningkat kesejahteraannya. Karena itu kami menitipkan program ini kepada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten, agar mengawal dan mengembangkan dengan sebaik-baiknya," tambah Andriko.
Gapoktan Serumpun terdiri dari 5 Kelompok tani, yang mengembangkan tanaman Bawang Merah, Tomat dan Cabe pada areal 14,8 hektar.
Hasil budidaya tidak hanya dijual dalam bentuk segar, tapi sudah diolah menjadi bahan olahan. Tomat sudah diolah menjadi manisan tomat rasa kurma (Torakur), yang dijual dengan harga Rp 3.000/kemasan isi 4.
Sedangkan bawang merah sudah dibuat dalam bentuk krispi yang dikemas dalam botol yang dijual dengan harga Rp 10.000/20 gram.
"Melalui Korporasi Usahatani, kami akan bekerja lebih keras lagi. Dan kami optimis akan mampu meningkatkan kesejahteraan anggota kami," ujar Zaenudin Ketua Kelompok tani.
Pada akhir kunjungannya Andriko berpesan, agar kedepannya usaha yang dikembangkan gapoktan ini harus ada peningkatannya.
"Karena usaha yang dikembangkan dalam bentuk Korporasi, saya minta, kalau saya kesini lagi, sudah ada peningkatan baik skala usaha, pengolahan, maupun pemasarannya," pungkas Andriko.