Sebagai upaya menyukseskan pembangunan wilayah dan pangan, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) kembali memperkuat indikator penyusunan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).
“Kedudukan FSVA sebagai acuan perencanaan pembangunan dalam bentuk program dan kegiatan prioritas ini sangat komprehensif dan handal. Oleh karenanya, ketersediaan dan keberlanjutan data pada setiap level analisis menjadi kunci kebermanfaatan FSVA.” sebut Nyoto Suwignyo selaku Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi NFA dalam arahannya pada FGD Pemetaan Data Indikator FSVA 2024 di Jakarta (30/1).
Nyoto menerangkan bahwa terdapat usulan indikator baru FSVA yang mencakup aspek ketersediaan, keterjangkauan, pemanfaatan serta aspek keberlanjutan yang dihasilkan dari data survei, seperti Registrasi Sosial Ekonomi, Potensi Desa, dan Sensus Pertanian.
Selain menegaskan pentingnya keterwakilan instrumen kebijakan pembangunan wilayah dan pangan dalam data indikator aspek penyusunan FSVA, Nyoto juga menjelaskan bahwa validasi dan sinkronisasi hasil analisis FSVA antar jenjang wilayah serta antar tahun merupakan prioritas dalam FSVA, sehingga mencerminkan kondisi aktual wilayah.
“Adapun review ketersediaan dan keberlanjutaan data indikator tambahan dari aspek penyusun FSVA maupun tambahan aspek dan indikator yang diusulkan menggunakan rujukan kerangka pengukuran Indeks Ketahanan Pangan FAO, GFSI dari EIU, dan publikasi ilmiah.” pungkas Nyoto.