Mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan perlu didukung oleh semua pihak, tidak terkecuali Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di setiap tingkatan pemerintahan dari pusat hingga daerah. Hal tersebut disampaikan Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Sarwo Edhy ketika menjadi pembicara dalam diskusi ASN Belajar Seri 9: yang bertajuk "Peran Strategis ASN: Mewujudkan Ketahanan Pangan Berkelanjutan" pada Kamis (6/3/2025) yang disiarkan secara daring.
"Spirit dari penyelenggaraan pangan adalah bagaimana kita dapat berdaulat dan mandiri pangan, yang pada akhirnya menciptakan ketahanan pangan yang kokoh, dan ASN sebagai unsur pemerintahan punya peran penting dalam mendukung terwujudnya hal tersebut," ujarnya.
Sarwo menekankan, peran tersebut dimulai dari pentingnya memahami secara utuh konsep ketahanan pangan. Bahwa ketahanan pangan tidak hanya tentang produksi, tetapi juga mencakup aspek distribusi, stabilisasi harga, dan aspek pemanfaatan yang berkelanjutan yang dititikberatkan pada penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan.
Adapun pada momentum Ramadan saat ini, pemerintah berfokus pada menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan khususnya pangan pokok strategis yang memang memiliki andil terhadap inflasi, antara lain beras, jagung, kedelai, gula, bawang, daging, dan minyak goreng.
“Pemerintah terus berupaya menjaga stabilisasi harga dengan berbagai kebijakan, salah satunya melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Ketika ada lonjakan harga pangan di suatu daerah, pemerintah hadir untuk melakukan intervensi pasar agar harga terkendali," jelasnya.
Kuncinya pada kecukupan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sehingga pemerintah dapat melakukan intervensi stabilisasi pangan. Karena itu, NFA terus mendorong penguatan stok CPP berbasis produksi dalam negeri dengan mengoptimalkan peran dan fungsi BUMN Pangan sebagai offtaker.
Selain itu, Sarwo turut menyoroti pentingnya diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis bahan pokok. Indonesia memiliki sumber daya pangan yang sangat beragam, sehingga potensi ini perlu menjadi perhatian semua pihak untuk menjaga ketahanan pangan berkelanjutan.
Untuk itu, kunci penting dari membangun tata kelola pangan tersebut yakni membangun sinergi dan kolaborasi yang erat dengan semua stakeholder terkait mulai dari kementerian dan lembaga, perguruan tinggi, asosiasi dan pelaku usaha, BUMN, hingga kalangan media.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Ramliyanto memaparkan tantangan pangan yang dihadapi dunia saat ini. Ia menyebut, berdasarkan data FAO (Food and Agriculture Organization) terdapat 4 komponen utama ketahanan pangan yang harus dijaga, antara lain ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan stabilitas pangan.
"Jika salah satu dari komponen di atas terganggu, maka kerawanan pangan bisa saja terjadi. Oleh karena itu upaya ketahanan pangan yang berkelanjutan harus mencakup produksi yang cukup distribusi yang merata daya beli masyarakat yang kuat serta pola konsumsi yang sehat," ucapnya.