Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung ekspor komoditas pangan, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melakukan kunjungan monitoring ke PT Zarafa Ridho Lestari, kunjungan ini bertujuan memastikan pemenuhan standar keamanan dan mutu pangan durian yang dikemas oleh PT Zarafa Ridho Lestari, khususnya terkait dengan persyaratan ekspor ke China. (13/8/24)
Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Badan Pangan Nasional dalam mengawal seluruh tahapan produksi dan distribusi komoditas pangan yang akan diekspor. "Keamanan dan mutu pangan adalah prioritas utama kami. Setiap produk yang akan diekspor harus memenuhi standar internasional agar dapat bersaing di pasar global, termasuk durian beku yang menjadi salah satu komoditas unggulan kita," ujar Andriko.
PT Zarafa Ridho Lestari, yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah mengukir prestasi dengan memulai ekspor durian beku ke Thailand sejak 2023. Perusahaan yang didirikan pada tahun 2018 ini mengandalkan dua unit Air Blast Freezer (ABF) berkapasitas 2 ton dan dua unit cold storage berkapasitas 5 ton untuk menjaga kualitas durian beku. Bahan baku durian diambil dari kebun seluas 114 hektar di Sulawesi Tengah, dengan sebagian besar kebun telah menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) dan sedang dalam proses registrasi oleh Kementerian Pertanian.
Namun, dalam mempersiapkan ekspor durian beku ke China masih menghadapi beberapa tantangan, seperti kepastian ketersediaan bahan baku dari petani mitra yang memenuhi standar kematangan (80%), serta perbaikan temuan ketidaksesuaian dari Balai Karantina Pertanian (Barantin) yang masih memerlukan waktu. Selain itu, distribusi dengan moda transportasi laut mengalami hambatan terkait waktu tempuh dan keterbatasan armada, sementara gudang di Sulawesi Tengah yang akan digunakan untuk ekspor ke China masih belum teregistrasi.
Dalam menanggapi tantangan ini, Andriko menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pelaku usaha. "Kami mendorong agar seluruh pihak terkait, baik dari sisi pemerintah maupun pelaku usaha, bekerja sama untuk menyelesaikan kendala yang ada. Kementerian Pertanian telah diminta untuk melaksanakan pelatihan bagi tenaga pemetik durian agar mutu produk tetap terjaga. Selain itu, kami juga tengah mengawal pemetaan rantai pasok hulu-hilir durian dan menyusun standar kualitas serta harga yang jelas," tambah Andriko.
Sebagai tindak lanjut, Badan Pangan Nasional bersama Barantin dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) akan mengadakan pertemuan terbatas guna membahas titik-titik kritis terkait Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) yang harus diselesaikan. Pelaku usaha juga didorong untuk menjajaki opsi pengiriman via udara, mendaftarkan SPPB PSAT dan registrasi rumah kemas di Sulawesi Tengah ke OKKPD setempat, serta memperluas jaringan pemasok durian dari kebun di wilayah potensial.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Badan Pangan Nasional optimis akan mampu menembus pasar China dan membawa durian beku Indonesia semakin dikenal di kancah internasional. "Kami akan terus mengawal proses ini agar produk durian beku kita tidak hanya memenuhi standar, tetapi juga menjadi primadona di pasar global," tutup Andriko.
#BadanPanganNasional #NationalFoodAgency #NFA #Durian #China