Target penurunan daerah rentan rawan pangan minimal 1% per tahun serta analisis data rumah tangga rentan rawan yang baik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan rekomendasi kebijakan pengendalian kerawanan pangan
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Nyoto Suwignyo saat membuka secara online kegiatan Workshop Analisis Data Rumah Tangga Rentan Rawan Pangan di Surabaya, Rabu(18/10/2023).
“Saya berharap analisa data rumah tangga rentan rawan dilakukan secara baik agar nantinya rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara maksimal” tegas Nyoto.
Kondisi tersebut sesuai dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi beberapa waktu lalu, yang meminta agar dinas yang menangani ketahanan pangan di daerah dapat melakukan penguatan terhadap analisis FSVA serta mencermati situasi ketahanan dan kerentanan pangan di wilayah masing-masing.
Pada kesempatan tersebut Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA Rachmad Firdaus menekankan penyediaan informasi rumah tangga rawan pangan dan sinergitas antara pusat dan daerah dalam penanganan masalah kerawanan pangan.
“Data rumah tangga rawan pangan sangat penting untuk dilakukannya intervensi agar kebijakan yang nanti diambil sesuai dengan yang diperlukan, dan penanganan ini harus sinergi antara pusat dan daerah” ungkap Rachmad.
Pada workshop yang dilakukan selama 2 hari (18-19/10/2023) tersebut juga dilakukan pengenalan terhadap aplikasi DeRawan yang merupakan penyusunan database rumah tangga rentan rawan pangan dengan menggunakan android. Hadir pada kesempatan tersebut perwakilan dari Direktorat Statistik Kesra Badan Pusat Statistik (BPS) dan, dinas yang menangani ketahanan pangan dari 34 provinsi.