Jakarta (PKKP), dalam rangka mempromosikan berbagai potensi pertanian, Badan Ketahanan Pangan kembali berpartisipasi dalam gelaran Soropadan Agro Expo (SAE) 7 yang diadakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan salah satu ajang untuk mempromosikan potensi agribisnis di kabupaten/kota di Jawa Tengah. Pameran Soropadan Agro Expo ini merupakan ajang promosi yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali mulai tahun 2003, di Pusat Pelayanan Agribisnis Petani (PPAP) Agro Center Soropadan, Jl. Raya Magelang-Semarang Km. 13 Pringsurat, Kab. Temanggung – Jawa Tengah dari tanggal 5-9 Juni 2015.
Soropadan Agro Expo 7 (SAE 7) 2015 secara resmi dibuka pada tanggal 6 Juni 2015 oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah, Ditjen Hortikultura yang mewakili menteri Pertanian, serta para duta besar atau atase negara-negara sahabat, antara lain dari Mongolia, China, Kuba, Hongaria, Arab Saudi, Kazakstan, Libya, Yaman, Suriname, Inggris, Palestina, dan Finlandia. Dalam sambutan Menteri Pertanian yang dibacakan oleh Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah, Ditjen Hortikultura, Rahman Pinem disampaikan bahwa program pembangunan pertanian diantaranya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mendorong agribisnis yang berdaya saing di pasar dunia yang akhirnya dapat menyejahterakan masyarakat. Promosi merupakan bagian penting untuk memasarkan produk pertanian. SAE mendapat apresiasi positif dari Kementan karena merupakan salah satu sarana promosi produk pertanian Indonesia ke manca negara karena dalam SAE juga mengundang duta besar dari 19 negara sahabat. Lebih lanjut disampaikan bahwa peningkatan daya saing produk pertanian dalam kawasan terpadu merupakan upaya strategis yang perlu dilakukan untuk peningkatan daya saing global dari produk pertanian Indonesia. Selanjutnya strategi yang tepat harus dilakukan untuk mengurangi impor produk pertanian dan meningkatkan ekspor produk ke luar negeri yang berdaya saing.
Sebelum membuka SAE secara resmi, Ganjar Pranowo dalam sambutannya menyampaikan bahwa SAE diharapkan dapat menjadi pusat modernisasi (mekanisasi) dan riset pertanian. Saat ini kedaulatan pangan sangat diperlukan dalam mencapai ketahanan pangan. Kedaulatan pangan merupakan harga mati, sehingga pertanian memiliki peran yang sangat strategis. Diversifikasi pangan dapat kita dorong sebagai salah satu upaya untuk mencapai kedaulatan pangan. Kontribusi, konsultasi dan membangun networking (KKN) harus dapat dijalankan dengan baik untuk mencapai kedaulatan pangan. Setelah menyampaikan sambutannya, pembukaan SAE 7 secara resmi dibuka yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Jawa Tengah (Ganjar Pranowo) didampingi oleh Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah, Ditjen Hortikultura.
Dalam acara SAE 7 ini, Badan Ketahanan Pangan (BKP) menampilkan stand yang tergabung dalam paviliun Kementerian Pertanian yang diisi dengan hasil kegiatan SOLID (Smallholder Livelihood Development Project in Eastern Indonesia), dari Provinsi Maluku dan Maluku Utara seperti enbal sagu, tepung singkong, minyak VCO serta minyak kayu putih. Selain itu ditampilkan pula olahan pangan lokal seperti eggroll dari ubi ungu, kue stik dari tepung ganyong, mie sayur dari tepung mocaf serta icip-icip aneka kue tradisional dari singkong dan nasi jagung dari KWTBunga Purwa Mandiri, Temanggung.