Toko Tani Indonesia (TTI) yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian RI sejak 2016, sampai saat ini menjangkau 32 provinsi - minus Kalimantan Utara dan Kepulauan Riau - didukung 2.839 gerai, untuk menunjang penyediaan pangan berkualitas dan harga terjangkau bagi masyarakat dan berperan mendukung pengendalian inflasi.
"Ekspansi 2.839 gerai Toko Tani ke 32 provinsi kecuali Kaltara dan Kepri, dan 1.131 di antaranya berada di Jakarta makin dikenal masyarakat, dan mendorong warga Jabodetabek meminta Toko Tani menggelar pangan murah berkualitas di wilayah mereka," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP) Agung Hendriadi kepada pers di Jakarta pada Minggu (15/10). Harga komoditas pangan yang ditawarkan di Toko Tani Center di depan SMAN 28 Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagai gerai utama di Jakarta tergolong murah dan berkualitas.
Komoditas pangan dijual dalam satuan kilogram seperti beras Rp7.900, cabai merah keriting Rp27.000, bawang merah Rp18.000, bawang Putih 16.000, gula pasir Rp12.000, daging sapi Rp75.000, daging kerbau Rp70.000, daging ayam Rp30.000, telur ayam Rp19.500, dan minyak goreng Rp11.000 per liter.
Menurut Agung, beberapa kementerian/lembaga seperti kementerian koordinator bidang perekonomian, sekretariat negara, kementerian hukum dan HAM, kementerian dalam negeri, kementerian koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan, pusat penelitian kehutanan, dan Pemerintah Kota Depok meminta dilakukan pasar pangan murah.
"Kemudahan masyarakat untuk memperoleh pangan murah berkualitas tersebut tidak hanya dengan datang ke gerai Toko Tani untuk pembelian langsung, juga bisa dengan memanfaatkan penjualan secara online melalui Gojek," katanya lagi.
Ke depan, kata Agung, Toko Tani secara konseptual akan dirancang sebagai pusat distribusi dinamai Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang menghubungkan gerai dengan petani yang bergabung di kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) binaan dalam volume besar, Toko Tani berperan sebagai hub.
"Secara bertahap pada 2018, TTIC sudah dikembangkan di Medan, Palembang, Lampung, Banten hingga Makassar akan mengikuti pola distribution center, maka wilayah penyangga sebagai pusat produksi pangan dapat memasok pangan ke wilayah konsumen," kata Agung. sumber :berita2 bahasa