Sebagai upaya menyongsong Indonesia Emas 2045, diperlukan sinergi dan kerja sama lintas sektor, Badan Pangan Nasional/Natoinal Food Agency (NFA) hadiri rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga guna membahas penguatan kompetensi teknis dalam mewujudkan kemandirian desa sebagai komitmen dari Pemerintah. (23/7/24).
Rapat koordinasi ini menekankan pentingnya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi, sesuai dengan Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Dalam konteks ini, Kementerian Desa PDTT perlu melakukan revitalisasi penguatan kapasitas SDM dan kompetensi teknis yang sesuai dengan kebijakan yang ada. Permendes No. 9 Tahun 2016 yang saat ini masih berfokus pada pelatihan administratif dan manajerial untuk Bumdes dan pengembangan desa wisata, perlu disesuaikan agar juga memberikan pelatihan teknis bagi masyarakat desa.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPSDM PMDDTT) Luthfiyah Nurlaela menyatakan, "Tujuan rapat koordinasi ini adalah untuk mendapatkan masukan dari berbagai kementerian/lembaga guna menyempurnakan model penguatan kompetensi teknis program pendidikan yang memberikan kursus dan pelatihan bagi masyarakat desa, atau yang dikenal sebagai Vokasi Desa. Selanjutnya, kita juga ingin membangun inisiasi kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait dalam penguatan kompetensi teknis Vokasi Desa." ujarnya.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, turut memberikan masukan mengenai prospek Vokasi Desa dalam mendukung penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan berbasis kreativitas masyarakat desa. "Model kegiatan P4S (Pusat Pelatihan dan Perdesaan Swadaya) dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk pelatihan, pemagangan, dan bisnis. Kegiatan ketahanan pangan yang memanfaatkan dana desa seperti pengembangan koperasi usaha tani, pengembangan usaha pangan lokal, pembuatan katering menu B2SA dengan memanfaatkan pangan lokal, serta pembuatan gerai pangan melalui kerja sama dengan BumDes sangat potensial untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa," tegas Andriko.
Selain itu, mempersiapkan status gizi yang baik untuk memanfaatkan bonus demografi tahun 2045 juga sangat esensial, hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas SDM. Kolaborasi antara berbagai kementerian/lembaga sangat diperlukan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh desa-desa di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta rapat sepakat bahwa penguatan kompetensi teknis di desa harus dilakukan secara kolaboratif. Hal ini diharapkan dapat menciptakan SDM desa yang mandiri, berdaya saing, dan mampu mengelola unit-unit usaha berdasarkan keunggulan lokal. Dengan demikian, desa-desa di Indonesia dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional dan mencapai kemandirian yang berkelanjutan.
"Kolaborasi antara Badan Pangan Nasional dan kementerian/lembaga lainnya sangat penting untuk memastikan bahwa program-program vokasi desa dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa," tambah Andriko Noto Susanto.
Rapat ini dipimpin langsung oleh Kepala BPSDM PMDDTT dan dihadiri oleh Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah, Staf Ahli Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kementerian Koperasi dan UMKM RI, Staf Ahli Bidang Hubungan antar Lembaga Kementerian Desa PDTT RI, serta beberapa perwakilan dari kementerian/lembaga terkait dan para ahli.
#BadanPanganNasional #NationalFoodAgency #NFA #VokasiDesa #KemendesPDTT
