Karawang, Jawa Barat, Kementerian Pertanian berencana akan menggandeng perusahaan jasa transportasi berbasis aplikasi “Go-Jek Indonesia” untuk mendistribusikan bahan pangan pokok dari Toko Tani Indonesia (TTI) ke wilayah Jabodetabek. Detail bentuk kerja sama TTI dan Go-jek belum final. Namun, menurut manager humas Go-jek Indonesia, TTI direncanakan hadir di Go-mart, salah satu fitur layanan belanja melalui aplikasi Go-jek. Pembeli bisa memilih dan membeli bahan pangan pokok yang dijual gerai-gerai TTI . Selain mudah, cara ini dianggap menguntungkan pembeli karena harga pangan pokok lebih murah. "Beras, bawang siap, tolong diorder dan diantar melalui Go-Jek. Harga bawang di grosir hanya Rp15 ribu, di pasar Rp30 ribu. Kalau diantar Go-Jek, ya mungkin Rp16 ribu harganya naik seribu aja ya. Ini kerja Pak Mendag kami selesaikan," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada Apel Siaga TTI di Karawang, Jawa Barat, Selasa tanggal 18 April 2017. Menteri Pertanian mengatakan pengemudi Go-Jek bisa mendistribusikan pangan pokok dari Bulog, grosir dan TTI langsung ke tingkat konsumen sehingga rantai pasok bisa terpotong hingga delapan kali dari biasanya. Namun di sisi lain, Menteri Pertanian menjelaskan pasar tradisional tidak perlu khawatir akan kerja sama ini. "Kami ini hanya sebagai regulator, jangan ada salah paham mau buat perusahaan baru. Enggak. Nanti grosirnya adalah Bulog," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengapresiasi terobosan dari Menteri Pertanian karena mata rantai pasokan bisa dipotong sehingga disparitas harga komoditas di tingkat konsumen tidak terlalu tinggi.
"Saran Pak Mentan brilian karena memotong mata rantai yang berjenjang, tidak ada kekhawatiran memotong pedagang pasar tradisional karena juga bisa menggunakan jasa Go-Jek sehingga mereka lebih mudah dapat konsumen," kata Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita).
Ada pun Toko Tani Indonesia (TTI) menjadi penyedia pangan murah bagi masyarakat, khususnya menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
Keberadaan TTI sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat karena harga bahan pangan yang dijual jauh lebih murah dibanding harga pasar, misalnya beras hanya Rp7.900/kg dan berlaku di seluruh TTI, jauh dari harga pasar sekitar Rp8.500/kg sampai Rp9.500/kg. Begitu juga komoditas lain yang dijual di TTI seperti bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam, telur ayam, minyak goreng, terigu dan lainnya yang dinilai membantu masyarakat, khususnya ibu rumah tangga untuk menghemat pengeluaran selama puasa dan lebaran. Menurut Menteri Pertanian, masyarakat bisa memesan cabai, bawang, beras, hingga daging sapi beku yang dijual di Toko Tani Indonesia (TTI) milik Kementan dan Rumah Pangan Kita (RPK) milik Perum Bulog melalui Go-Mart milik Go-Jek. Terutama di saat menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran nanti. Amran menyebut, TTI yang dikembangkan tahun 2016 lalu, itu merupakan salah satu upaya pihaknya untuk memangkas rantai distribus bahan pangan. Bahan pangan yang dijual oleh TTI didapat langsung dari para petani. Kini, tak kurang dari 1.320 unit TTI tersebar di 32 provinsi. Pada tahun ini, jumlahnya bertambah 1.000 lagi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.