Optimalkan Inovasi dan Tekhnologi Menghadapi Tantangan Pangan

Ketidakpastian situasi global yang dipicu oleh perang, perubahan iklim, dan pandemi mengancam banyak negara jatuh ke dalam jurang krisis pangan. Agar tidak mengalami hal tersebut, Indonesia harus menjaga kemandirian pangan dengan bertumpu pada kemampuan sumber daya pangan lokal, dan juga membangun inovasi dan teknologi di bidang pangan.


Hal tersebut diungkapkan Deputi 3 Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Andriko Noto Susanto dalam Webinar yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-59 Universitas Gadjah Mada, dengan tema “Meningkatkan Peran Keilmuan Teknologi Pertanian dalam Menghadapi Tantangan Pangan Masa Depan,” pada Selasa (13/09/2022).


“Indonesia sebagai negara kepulauan perlu mengoptimalkan teknologi yang dapat memperpanjang masa simpan produk, selain itu inovasi pangan juga perlu terus dikembangkan khususnya untuk mensubsitusi produk-produk yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri,” papar Andriko.


Selain itu, lanjut Andriko, juga perlu teknologi pascapanen untuk mengurangi food losses, pengembangan teknologi pengolahan pangan, pengembangan metode cepat identifikasi dan kuantifikasi cemaran pangan, teknologi informasi di sepanjang rantai pangan, penggunaan iradiasi pangan, smart farming, modern biotechnology dan pengembangan sistem dan proses untuk meminimalkan kerusakan zat gizi mikro dan  penerapan sanitasi higiene serta pengembangan biofortifikasi pada pangan.


Lebih lanjut Andriko juga berharap masyarakat Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap komoditas beras dan terigu dengan mengajak seluruh masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman.


Ia menyebut prespektif baru dalam budaya pangan masyarakat harus dibiasakan antara lain dalam membangun pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA).


Upaya diversifikasi pangan bukan hanya bertujuan untuk pemenuhan gizi seimbang saja, melainkan juga subsitusi terhadap beberapa bahan pangan yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri.


Menurutnya diversifikasi konsumsi pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pilar ketahanan pangan disamping ketersediaan, akses, dan keamanan pangan. Andriko menceritakan upayanya untuk mendukung pengembangan sorgum di NTT, pemecahan Rekor MURI untuk olahan sagu di Maluku pada Agustus lalu, hingga pemanfaatan Mocaf sebagai subsitusi terigu.

BADAN PANGAN NASIONAL  
Sejak 25/01/2023
Kantor
Jalan Harsono RM No.3, Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550
(021) 7807377
nfa_official@badanpangan.go.id
Media Sosial
Tautan Terkait
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Pusat Statistik
Badan Informasi Geospasial
Perum BULOG
ID FOOD
Copyright © 2024 Badan Pangan Nasional. All Rights Reserved.