BADAN PANGAN NASIONAL
Pemerintah Bersama Asosiasi dan Pelaku Usaha Perunggasan Upayakan Stabilitas Harga Telur dan Ayam

Penguatan tata kelola perunggasan nasional didesain untuk memberikan keuntungan yang berimbang bagi seluruh pelaku usaha pangan mulai dari produsen, pengolah, hingga pedagang. Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) I Gusti Ketut Astawa saat menghadiri rapat pengendalian harga daging ayam ras dan telur ayam pada Rabu (12/07/2023) di Jakarta. 


Oleh sebab itu, Ketut meminta para stakeholders perunggasan untuk bersama-sama berperan aktif dalam memperkuat ekosistem closed loop perunggasan nasional. "Industrialisasi peternakan melalui penguatan ekosistem perunggasan nasional ini harus terus kita upayakan secara bersama-sama dengan seluruh elemen terkait sehingga bisa berjalan kokoh dan berkelanjutan," ujarnya. 


Untuk itu dilakukan perbaikan tata niaga daging ayam ras dan telur ayam ras melalui pendataan stok jagung nasional dan stok jagung yang dimiliki oleh para pelaku usaha, sehingga dapat dilakukan pemerataan distribusi jagung dari daerah sentra ke wilayah defisit. 


Selanjutnya dalam jangka pendek akan diberikan bantuan subsidi harga jagung di tingkat peternak (SPHP Jagung), operasi pasar daging ayam ras dan telur ayam ras (GPM), pengaturan distribusi pangan dan marjin perdagangan dan pengangkutan (MPP), serta penguatan Cadangan Jagung Pemerintah. Sedangkan untuk jangka menengah, akan dilakukan penguatan ekosistem closed loop perunggasan nasional yang diintegrasikan oleh PT. Berdikari.


Dalam pembahasan tersebut, didapati bahwa biaya input produksi antara lain harga pakan, bibit ayam (DOC), hingga besarnya ongkos transportasi menjadi faktor pendorong meningkatnya harga daging ayam ras dan telur ayam ras. 


Kepala NFA Arief Prasetyo Adi secara terpisah menegaskan bahwa harga di tiga lini perunggasan yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen harus tetap dalam kewajaran sesuai arahan Presiden Joko Widodo. 


Karena itu, mencermati dinamika harga tersebut, NFA bersama pelaku usaha pakan akan mengadakan pertemuan untuk mengupayakan pakan yang mencakup jagung, pollard, hingga konsentrat lainnya dapat dijustifikasi sehingga harganya sesuai dengan tingkat kewajaran, sehingga berdampak pada harga di tingkat hilir.  


Adapun berdasarkan panel harga pangan NFA, dalam sepekan terakhir harga daging ayam ras di tingkat produsen mengalami kenaikan 0,33%  dengan rata-rata Rp. 24.160 per kg, telur ayam ras cenderung stabil di rata-rata Rp. 26.590 per kg dan jagung pipilan kering mengalami penurunan -0,21% di rata-rata Rp. 4.800 per kg. Sementara itu di tingkat konsumen harga daging ayam ras turun 0,10% dengan rata-rata Rp. 38.180 per kg, telur ayam ras naik 0,23% dengan rata-rata Rp.30.790 per kg, dan jagung naik 0,16% dengan rata-rata Rp. 6.360 per kg. 



Rapat dipimpin oleh Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir, dan dihadiri oleh Asdep Peternakan dan Perikanan Kemenko Perekonomian Pujo Setio, Direktur Pakan Kementan, perwakilan Kemendag, Dirut ID FOOD Frans Tambunan, Direktur Operasional PT Berdikari Muhammad Hasyim, Satgas Pangan Polri Hermawan, Ketum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto Utomo, Ketua Badan Pengurus Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Dewa PS, Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Harry Sugianto, Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) Alvino Antonio.

BADAN PANGAN NASIONAL  
Sejak 25/01/2023
Kantor
Jalan Harsono RM No.3, Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550
(021) 7807377
nfa_official@badanpangan.go.id
Media Sosial
Tautan Terkait
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Pusat Statistik
Badan Informasi Geospasial
Perum BULOG
ID FOOD
Copyright © 2024 Badan Pangan Nasional. All Rights Reserved.