Tingginya angka stunting, gizi buruk, dan gizi kurang di Indonesia masih menjadi urusan yang terus dibenahi pemerintah. Dalam rangka upaya akselerasi penurunan angka stunting, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten (Distapang Banten) melakukan launching Rumah Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) yang dihadiri oleh Rinna Syawal, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA).
“Bersamaan sosialisasi dan edukasi, NFA juga melakukan intervensi dengan pemberian makanan B2SA kepada anak stunting lewat program Rumah Pangan.” ungkap Rinna, saat ditemui di Rumah Pangan Mekarsari Kabupaten Tangerang (6/6).
“Di Desa Mekarsari ini sendiri, akan dilaksanakan sebanyak 40 kali untuk 40 anak penerima manfaat yang terdiri dari 27 anak tergolong stunting, 11 anak gizi kurang, dan 2 anak gizi buruk.” tambahnya pada kunjungan ini.
Rinna menambahkan, pemberian makanan B2SA tersebut akan digulirkan dengan frekuensi 3 kali seminggu setiap pukul 11 pagi. Adapun pelaksanaannya bekerjasama dengan TP PKK dan bidan desa/kelurahan setempat.
Lebih jauh ia menekankan, intervensi harus selalu dibersamai dengan sosialisasi dan edukasi kepada para ibu muda, ibu hamil dan calon pengantin. “Melihat mayoritas di Desa Mekarsari adalah ibu-ibu muda yang masih awam tentang bagaimana pola konsumsi yang baik bagi keluarga, kita dorong dan support mereka untuk lebih memahami mengenai pola konsumsi B2SA.” tegas Rinna.
“Intervensi juga diimplementasikan dengan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan atau pemeriksaan antropometri kepada anak-anak secara berkala setiap 2 minggu sekali, dari catatan mereka inilah kita bisa memeriksa dan memantau efektivitas program.” jelas Rinna kembali.
Fadlah selaku Lurah Desa Mekarsari yang ikut mendampingi kunjungan juga tak henti memberikan apresiasi. “Awalnya desa kami ada sekitar 700 anak penyandang stunting dan gizi kurang, namun berangsung turun setelah adanya dukungan dari Badan Pangan Nasional sejak tahun 2023 kemarin.
Ia berharap melalui intervensi Rumah Pangan yang dimulai pada tahun 2024 ini, prevalensi angka stunting di desanya dapat semakin menurun dan kualitas konsumsi pangan masyarakatnya pun mengalami perbaikan.