Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melalui Direktorat Penganekaragaman Konsumsi Pangan terus menggencarkan program pengembangan desa B2SA dalam upaya untuk pengentasan stunting. Salah satu desa yang menjadi sasaran program ini adalah Desa Binusan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.

Desa Binusan merupakan desa yang berada di wilayah pesisir dengan akses transportasi yang terbatas. Mayoritas penduduk desa ini bekerja sebagai nelayan dan petani. Tingkat stunting di desa ini masih tergolong tinggi, yaitu mencapai 30%.

Untuk mengatasi masalah stunting di Desa Binusan, NFA bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Nunukan dan berbagai pihak terkait. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian makan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman kepada para penerima manfaat yang terdiri 40 anak stunting dan kurang gizi.

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal mengatakan, program pengembangan desa B2SA merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi di Indonesia. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, termasuk anak-anak yang rentan stunting.

“Kami terus berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah melalui program pengembangan desa B2SA,” ujar Rinna.

Rinna menambahkan, program pengembangan desa B2SA tidak hanya fokus pada pengentasan stunting, tetapi juga pada peningkatan akses masyarakat terhadap pangan. Hal ini dilakukan melalui 3 komponen utama desa B2SA, yaitu rumah pangan, teras pangan, dan gerai pangan.

“Kami berharap program pengembangan desa B2SA dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, termasuk dalam upaya pencegahan stunting,” tambah Rinna.