Dalam rangka antisipasi dampak perubahan iklim, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menjaga ketersediaan pangan antara lain melalui penyediaan 2,4 juta ton CBP setiap tahunnya, penyaluran bantuan pangan beras kepada 22 juta KPM, hingga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di berbagai titik.
“Jadi volume produksi beras dari Januari hingga Maret 2024 diprediksi lebih rendah dibanding produksi beras pada dua atau tiga tahun lalu, sehingga, kondisi ini merupakan musim paceklik yang luar biasa. Untuk itu NFA telah menyiapkan berbagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya gejolak,” ujar Budi Forum Media Pers Indonesia Communication (ID Comm) pada Selasa (05/03/2024).
Diprediksi produksi beras nasional Januari-April 2024 mencapai 10.70 juta ton, sedangkan produksi total beras 2023 pada periode yang sama mencapai 12.98 juta ton. Produksi beras tahun ini diperkirakan lebih rendah 2.28 juta ton atau 17.57 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Adapun rincian produksi beras pada tahun 2024 mencapai 0.86 juta ton (Januari), 1.38 juta ton (Februari), 3.54 juta ton (Maret), dan 4.92 juta ton (April). Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, beras yang diproduksi 1.34 juta ton (Januari), 2.85 juta ton (Februari), 5.13 juta ton (Maret), dan 3.66 juta ton (April).