Berkenaan dengan antisipasi krisis pangan, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) secara intensif dan aktif terus menyuarakan urgensi Gerakan Selamatkan Pangan dalam rangka pencegahan kelaparan dan pemborosan pangan melalui tagar Zero Waste to End Hunger.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi NFA, Nita Yulianis ditemui pada pertemuan koordinasi kegiatan Gerakan Selamatkan Pangan dan GENIUS (24/8) menjelaskan bahwa timbulan pemborosan pangan di Indonesia berpotensi dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan untuk 61-125 juta orang atau setara 29-47% populasi di Indonesia.
“Dalam upaya mengurangi pemborosan pangan sekaligus meminimalisir kelaparan, NFA melakukan dua pendekatan utama. Pertama, pencegahan melalui penetapan kebijakan dan upaya sosialisasi, promosi dan advokasi. Kemudian lebih lanjut adalah dengan memfasilitasi aksi penyelamatan pangan untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.” sebut Nita.
Disebutkan Nita, NFA bersinergi bersama beragam mitra kerja mulai dari asosiasi, pelaku usaha, bank pangan/penggiat, civitas akademika, media, konten creator sampai TP PKK untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap perilaku pencegahan boros pangan.
Ia lebih lanjut dalam paparannya menjelaskan, kebutuhan pangan masyarakat yang membutuhkan dapat terpenuhi salah satunya dengan penyaluran pangan berlebih yang masih layak dan aman makan dari para donatur yang tergabung dalam asosiasi di bidang ritel, perhotelan, restoran, catering, industri makanan dan pusat perbelanjaan.
“NFA telah memiliki piloting kegiatan di jabodetabek berupa penyediaan mobil logistik pangan dan food truck untuk dimaanfaatkan dalam penjemputan dan penyaluran donasi pangan. Diharapkan piloting ini menjadi percontohan yang mampu diimplementasikan secara luas di seluruh wilayah Indonesia pada masa mendatang.” pungkas Nita.