Badan Pangan Nasional / National Food Agency (NFA) bersama Kementerian Pertanian menampung aspirasi perwakilan Aliansi Mahasiswa Peduli Petani Nusa Tenggara Barat (NTB), Dalam pertemuan di Kantor NFA, Jakarta pada Jumat (20/6/2025) dibahas permasalahan harga jagung di tingkat petani yang masih berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Sebagai langkah antisipasi dari pemerintah terhadap kondisi tersebut, NFA telah melaksanakan mobilisasi jagung petani NTB ke luar NTB. "Pada tahun 2025 ini 1.930 ton jagung telah disalurkan kepada petani unggas di Jawa Timur. Ini bentuk kerja nyata dari pemerintah," jelas Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA Sri Nuryanti.
Adapun dalam Rapat Koordinasi Terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan (12/6/2025) telah ditetapkan pula perubahan syarat kualitas HPP jagung pipilan kering. HPP tersebut menjadi Rp 5.500 per kilogram (kg) dengan kadar air 18 sampai 20 persen.
Sri menambahkan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini tengah memasuki masa panen raya jagung. Namun, salah satu kendala yang dihadapi petani adalah kesulitan distribusi ke luar daerah akibat terbatasnya akses transportasi. Sementara itu, kebutuhan jagung sebagai pakan ternak sedang meningkat. Sebagai solusi, penggunaan modal transportasi laut diusulkan untuk memperlancar distribusi jagung dari NTB ke daerah lain.
Sementara itu Direktur Serelia Kementerian Pertanian, Abdul Roni Angkat, menyampaikan berbagai kegiatan telah dilakukan pemerintah untuk menjaga harga pangan tetap stabil, termasuk dukungan distribusi dan penguatan koordinasi antarwilayah. Upaya ini terus berlangsung, sebagai bentuk kerja nyata pemerintah di tengah kebutuhan pangan nasional
“Pemerintah telah melakukan berbagai langkah konkret untuk menjaga stabilitas harga jagung, mulai dari pengawasan distribusi hingga intervensi pasar. Komitmen ini dijalankan secara intensif, bahkan di hari Sabtu dan Minggu, demi memastikan kestabilan pasokan dan harga di tingkat petani maupun konsumen," pungkasnya