Upaya pencapaian ketahanan pangan menghadapi berbagai tantangan dalam pemenuhannya saat ini. Dalam memenuhi ketahanan pangan, ketiga pilar di dalamnya harus terpenuhi yakni ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan. Hal tersebut disampaikan Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Andriko Noto Susanto saat menerima audiensi Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI), Selasa (05/09/2023) di Kantor NFA, Jakarta.

Audiensi yang dilakukan adalah terkait Transformasi Sistem Pangan. Andriko menyampaikan bahwa NFA terus melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya mencapai ketahanan pangan. Pembangunan ketahanan pangan mencakup beberapa kebijakan yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara kolektif dari semua pihak untuk menciptakan sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan.

“Kebijakan pangan kita saat ini mencakup yakni pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), pelaksanaan kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), penguatan sistem logistik pangan, pengendalian dan pengentasan wilayah rentan rawan pangan dan gizi, pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan potensi pangan lokal serta pengawasan penjaminan mutu dan keamanan pangan”, ujar Andriko.

Sejalan degan arahan Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa membangun ketahanan pangan tidak bisa sendirian, hal ini adalah usaha kolektif, maka kolaborasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan, mengingat tantangan yang dihadapi akan banyak. Sinergitas dari semua stakeholders pangan akan menjadi kunci dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Waibi, Wahyu Widayat menyampaikan bahwa Waibi mendukung terlaksananya pertanian circular dengan melibatkan unsur restorasi yang dinamakan pertanian regeneratif untuk mendukung ketahanan pangan. Selain itu juga terdapat kegiatan yang dilaksanakan oleh WAIBI dan telah menjadi kegiatan nasional yakni Napi Berkebun.