YOGYAKARTA – Perampingan rantai pasok perberasan nasional yang berpihak pada petani dan penggiling padi skala kecil menjadi ide yang diutarakan oleh Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menjadi pembicara dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) yang diadakan di Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis (13/6/2024)).
Arief bilang efisiensi cost structure atau struktur biaya perlu diterapkan agar para petani dan penggiling padi kecil turut memperoleh profit yang semakin baik. “Tadi disebutkan urutannya dari petani ke penggiling padi kecil, kemudian nanti ada penggiling padi yang lebih besar, lalu yang sedikit besar lagi, itu nanti cost structure-nya malah tidak karu-karuan. Justru kita itu inginnya malah memotong rantai supaya profitnya itu bisa dibagi ke petani dan penggiling padi. Itu nanti malah semakin tidak efektif,” papar Arief.
“Prinsipnya itu, jangan kecilkan yang besar, tapi besarkan yang kecil. Kalau ada yang sudah besar, jangan diperkecil, biarkan berkembang. Itu yang perlu sama-sama kita lakukan. Makanya tadi disampaikan, yang kecil-kecil ini juga bisa kirim ke Bulog, misalnya yang pecah kulit atau GKG di luar kualitas. Itu kalau jual GKG kadar air 14 persen ke Bulog sudah Rp 7.400 per kilogram (kg),” tandasnya.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi turut menekankan adanya kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang diberikan kepada Perum Bulog juga menjadi salah satu instrumen dalam menjaga keberlangsungan produsen.
“HPP itu lebih untuk harga minimal yang diterima oleh petani. Kalau kemarin ada yang di bawah Rp 5.000 per kg, saat di cek langsung, ternyata kualitas gabahnya kurang optimal. Jadi karena mau jelang Lebaran, dipanen lebih awal, maka gabahnya jelek. Sementara Bulog hari ini saya minta kualitas harus dijaga. Ada syarat dan ketentuan yang berlaku,” sebutnya.
“Apalagi kualitas beras Bulog itu menjadi salah satu perhatian Bapak Presiden Joko Widodo. Bapak Presiden itu kan rutin monitoring dengan cek langsung ke gudang-gudang Bulog di berbagai daerah. Nanti kalau berasnya jelek, Bulog yang disalahin, sehingga hari ini Bulog harus ketat dalam menjaga standar kualitas produk,” kata Arief.
“Terakhir, saya minta kita harus hand in hand, harus bekerja sama. Kita harus bisa lebih fokus menghadapi, khususnya November nanti. Itu nanti ada Pilkada. Mungkin nanti beras akan menjadi pokok pembicaraan yang harus dipersiapkan. Saya tidak ingin beras berpolemik seperti saat Februari lalu. Beras mesti ada terus, jadi tolong Bulog untuk menabung beras yang banyak,” tutupnya.
Untuk diketahui, FAO (Food and Agriculture Organization) baru saja merilis indeks harga beras dunia Mei 2024 pada 7 Juni lalu. Disebutkan indeks harga beras global secara bulanan mulai mengalami kenaikan 1,3 persen menjadi 137,3 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat di angka 135,6. Apabila dikomparasi secara tahunan, indeks harga beras global turut mengalami kenaikan 7,5 persen dibandingkan Mei 2023 yang saat itu berada di angka 127,8.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menuturkan pihaknya membuka peluang kerja sama yang lebih luas dengan anggota PERPADI. “Maksud saya, kita (ibaratnya) perlu bikin akad nikah (dengan PERPADI), saya senang sekali kalau misalnya jadi mitra PERPADI. Tapi sekali lagi, kalau sudah (sepakat) begitu, semua benar-benar oke. Saya ingin merangkul semua, Bulog itu miliknya nasional, miliknya seluruh Indonesia, miliknya seluruh rakyat Indonesia. Jadi tidak boleh bagi Bulog untuk mendiskriminasi siapa saja,” ucap Bayu.
Sementara Ketua Umum PERPADI Sutarto Alimoeso mengungkapkan pertemuan hari ini telah membuka banyak jalan dalam membangun kolaborasi dengan pemerintah, utamanya dalam mewujudkan ekosistem perberasan nasional yang semakin baik. “Jadi pertemuan pada hari ini sangat luar biasa. Kita membuka jalan untuk membangun suatu kolaborasi yang saling mendukung, saling menopang. Tetapi juga jangan ada dusta di antara kita, itu saja prinsipnya,” imbuhnya.
Turut hadir dalam Rapimnas PERPADI hari ini antara lain Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan NFA Maino Dwi Hartono, Direktur Utama ID FOOD Sis Apik Wijayanto, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY R. Hery Sulistio Hermawan, dan anggota PERPADI dari berbagai daerah.
——————————————————