Kondisi perberasan nasional yang tengah berfluktuasi telah dimitigasi oleh pemerintah. Fokus pemerintah adalah menjaga kewajaran harga mulai hulu sampai hilir dalam rantai pasok komoditas pangan.
"Kami di titik dalam upaya menjaga bagaimana pasokan terkait dengan bahan pokok ini bisa terjaga dengan baik. Kemudian bagaimana mengendalikan harganya menjaga stabilisasinya," terang Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) I Gusti Ketut Astawa saat jadi pembicara di PortCast Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Logistik, Jumat (1/3/2024).
Dalam siniar yang pengambilan gambarnya dilakukan untuk disiarkan dalam beberapa waktu selanjutnya itu, Ketut menambahkan bahwa fokus pemerintah bukan untuk menciptakan harga murah, melainkan harga yang wajar.
"Nah saya dalam beberapa kesempatan dengan Bapak Kepala NFA selalu mengatakan bukan harga murah yang dituju, melainkan harga wajar. Ini karena pemerintah punya posisi dalam menjaga di hilir dan di hulu. Yang kita kejar adalah harga yang wajar artinya wajar untuk pada sisi petani di hulunya, kemudian di lini tengah pun memperoleh keuntungan yang wajar. Kemudian di hilir sisi konsumennya juga," lanjutnya.
"Lalu saya ingin meluruskan bahwa beras itu tidak langka, karena sangat banyak di pasar tradisional. Harga beras tinggi itu karena harga gabah sedang tinggi. Produksi sedang terbatas sehingga stok gabah juga terbatas. Secara mudah, harga beras itu bagaimana harga di gabah," sambungnya.
Terakhir, Deputi NFA Ketut menjabarkan persiapan pemerintah jelang Ramadan mendatang. Ketut mengatakan, "Pemerintah sudah merancang berbagai kebijakan dalam langkah-langkah pengamanan stok pangan menyambut Ramadan. Program beras SPHP telah diminta Bapak Presiden dilipatgandakan sampai 250 ribu ton dalam sebulan," ujarnya.
"Harapan kami kepada teman-teman pelaku usaha, ini karena kita akan menghadapi bulan suci Ramadan dan dalam rangka menjaga HBKN Lebaran, NFA akan melaksanakan berbagai program intervensi dan stabilisasi dan kita siapkan tagline yaitu 'stabilisasi pasokan aman, ibadah nyaman'," pungkas Ketut.
Dalam siniar ini, tampil sebagai host adalah Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok KADIN Indonesia Akbar Djohan, Reisa Broto Asmoro bertindak sebagai co-host, dan Ketua Umum KADIN DKI Jakarta Diana Dewi sebagai pembicara.