BADAN PANGAN NASIONAL
Buka Giling Tebu Wilayah Jawa Barat, Badan Pangan Nasional Optimis Ketersediaan dan Stabilitas Gula Terkendali

Siaran Pers

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)

113/R-NFA/VI/2023

4 Juni 2023

Buka Giling Tebu Wilayah Jawa Barat, Badan Pangan Nasional Optimis Ketersediaan dan Stabilitas Gula Terkendali

MAJALENGKA - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) optimis ketersediaan gula pada tahun ini aman dan terkendali. Hal tersebut seiring dengan telah dimulainya giling tebu di berbagai Pabrik Gula (PG) di Tanah Air. 

Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris NFA Sarwo Edhy saat meresmikan Pembukaan Giling di PG Jatitujuh, milik PT PG Rajawali II anak perusahaan ID FOOD, di Majalengka, Jawa Barat, Minggu (04/06/2023). Menurutnya, dengan dimulainya masa giling secara serentak di pertengahan tahun ini, maka pasokan gula dalam negeri akan meningkat signifikan. Kondisi ini baik untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga gula nasional, khususnya memastikan ketersediaan Cadangan Gula Pemerintah.

"Kita menargetkan giling pada tahun ini menghasilkan produktivitas dan rendemen yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, sehingga dapat meningkatkan stok gula nasional, memastikan Cadangan Gula Pemerintah di BUMN Pangan tersedia, dan mengurangi angka importasi gula pada tahun depan,” ujarnya. 

Berdasarkan Prognosa Pangan Nasional, rencana produksi gula konsumsi pada musim giling tahun ini sebesar 2,6 juta ton atau lebih tinggi dari produksi tahun 2022 sebanyak 2,4 juta ton sesuai data Kementerian Pertanian. Adapun kebutuhan gula nasional sebesar 3,4 juta ton dalam satu tahun. Menurut Sarwo, artinya masih dibutuhkan pengadaan dari luar untuk menutupi kekurangannya.

“Walaupun saat ini berdasarkan perbandingan produksi dan kebutuhan gula secara nasional kita masih membutuhkan pengadaan gula dari luar, akan tetapi bisa kita apresiasi dengan produksi yang lebih baik, tahun ini rencana pengadaan gula konsumsi dari luar lebih kecil dari tahun lalu. Tahun ini rencana pengadaan dari luar di bawah 1 juta ton, sementara tahun 2022 masih di atas 1 juta ton. Ini langkah awal yang baik untuk memperkuat industri gula nasional kita," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengungkapkan optimismenya bahwa musim giling tahun 2023 merupakan momentum kebangkitan industri gula nasional. 

"Dari hasil kunjungan ke pabrik gula yang ada di bawah PG Rajawali II. Saya dapatkan progress positif, baik itu pertambahan lahan, kemudian PG Sindanglaut yang tiga tahun tutup beroperasi kembali menjalankan aktivitas giling. Kemudian kami juga mendapatkan update penggunaan mekanisasi dan pupuk limbah organik. Ini menguatkan harapan kita bahwa kebangkitan industri gula RNI dimulai dari Jawa Barat," ujar Frans. 

Meningkatnya produksi tebu di wilayah Jawa Barat diakui oleh Direktur Utama PT PG Rajawali II Wahyu Sakti yang membawahi lima pabrik gula di Jawa Barat. Menurutnya, dalam jangka waktu tiga tahun terakhir dari tahun 2021 hingga 2023 terjadi peningkatan produksi secara berturut-turut, dari 9 juta kuintal pada tahun 2021, 10,5 juta kuintal pada tahun 2022, dan meningkat lagi menjadi 11,5 juta kuintal pada tahun 2023. 

"Setiap tahun PT PG Rajawali II mengalami kenaikan produksi. Hari ini kita siap mulai giling dengan total produksi tebu mencapai 5,6 juta kuintal dengan rendemen 7,5 persen," ujar Wahyu. 

Selain itu Wahyu juga mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan Hak Guna Usaha (HGU) lahan hingga mencapai 60 hektar. Langkah tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan produksi tebu di wilayah kerjanya.  

Dalam kesempatan tersebut, Sarwo juga menyampaikan bahwa saat ini regulasi dalam bentuk Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) mengenai harga acuan untuk komoditas gula telah diajukan kepada Presiden Joko Widodo. Berdasarkan rancangan Perbadan tersebut diusulkan kenaikan harga acuan penjualan untuk menjaga harga di tingkat petani, sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar keseimbangan harga tetap terjaga baik di tingkat produsen, pedagang, maupun konsumen. 

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam diskusi di Jakarta (31/05/2023) menegaskan, perumusan kenaikan harga acuan penjualan yang dituangkan dalam Perbadan untuk komoditas gula telah mempertimbangkan berbagai aspek baik dari sisi petani, pelaku industri, pedagang maupun konsumen. Berbagai stakeholder di sektor pergulaan juga telah diundang untuk memberikan masukan terkait dinamika harga komoditas tersebut. 

Adapun berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional per 3 Juni 2023, harga rata-rata gula di tingkat konsumen sebesar Rp. 14.511 per kg dengan harga tertinggi di Papua Barat sebesar Rp. 16.071 per kg dan terendah di Jawa Timur sebesar Rp. 13.432 per kg. 

.Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

——————————

komunikasi@badanpangan.go.od

Telp : 087783220455

BADAN PANGAN NASIONAL  
Sejak 25/01/2023
Kantor
Jalan Harsono RM No.3, Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550
(021) 7807377
nfa_official@badanpangan.go.id
Media Sosial
Tautan Terkait
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Pusat Statistik
Badan Informasi Geospasial
Perum BULOG
ID FOOD
Copyright © 2024 Badan Pangan Nasional. All Rights Reserved.