Klaten – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan komitmennya untuk memperkuat kemandirian pangan melalui pengembangan Desa Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA). Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal, menyatakan bahwa Desa B2SA merupakan strategi nyata dalam memanfaatkan potensi pangan lokal sekaligus mendorong masyarakat desa menjadi lebih mandiri.
"Pengembangan Desa B2SA bukan sekadar menghadirkan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, tetapi juga menjadi jalan bagi masyarakat desa untuk mandiri pangan. Melalui inovasi olahan pangan lokal dan pengelolaan kebun B2SA, masyarakat mampu menggerakkan ekonomi keluarga sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya pangan di lingkungannya,” ujar Rinna.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Desa B2SA telah dilakukan di Desa Randulanang dan Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, pada Minggu (7/9). Kegiatan ini menunjukkan hasil positif dalam pengembangan olahan pangan lokal serta pengelolaan kebun desa yang produktif.
Di Desa Randulanang, masyarakat mengolah pangan lokal menjadi produk bernilai tambah seperti stik singkong, cendol ubi jalar, puding buah naga, puding jagung, dan kroket ubi. Sedangkan Desa Mranggen menghadirkan ragam inovasi olahan pangan berbasis sumber daya lokal, mulai dari nugget tempe, oseng daun murbey, kebab ubi jalar, lontong singkong, pepes ikan lele, bakso ikan lele, omelet daun katuk, puding buah naga, hingga pepes jamur teri.
Selain pengolahan pangan, program Desa B2SA juga diperkuat dengan keberadaan Kebun B2SA yang dikelola oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). Kegiatan Kebun B2SA ini meliputi pembangunan rumah bibit, demplot tanaman, budidaya bioflok ikan lele, serta penanaman sayur dan buah. Bibit hasil pembibitan juga didistribusikan kepada anggota kelompok untuk memperluas manfaat program.
Produk hasil olahan pangan dan Kebun B2SA dipasarkan, dan keuntungan yang diperoleh dimasukkan ke kas kelompok. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kemandirian ekonomi desa.
Lebih lanjut, Rinna menekankan bahwa keberhasilan di dua desa tersebut dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam mengoptimalkan potensi pangan lokal.
"Kami berharap semangat ini terus ditularkan ke daerah lain. Dengan kolaborasi pemerintah daerah, TP PKK, dan masyarakat, program B2SA akan semakin kuat sebagai pondasi kemandirian pangan di tingkat desa,” imbuhnya.
Dengan penguatan program Desa B2SA, NFA optimis target kemandirian pangan nasional akan semakin mudah tercapai, sekaligus memperkokoh ketahanan pangan dari desa untuk Indonesia.