AGAM — Suara gemeretak tanah longsor yang belum benar-benar stabil, jalan yang terjal dan berlumpur, serta barisan rumah yang masih diselimuti sisa-sisa bencana tidak menyurutkan langkah tim Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Ombudsman Republik Indonesia untuk datang langsung ke Jorong Lambeh, Nagari Empat Koto, Kabupaten Agam, Rabu (10/12/2025). Di wilayah yang terisolir inilah, ribuan warga menunggu bantuan pangan untuk bertahan dan kembali bangkit.
Kehadiran Bapanas dan Ombudsman bukan sekadar agenda kunjungan, melainkan bentuk nyata kepedulian negara untuk memastikan setiap keluarga yang terdampak bencana benar-benar menerima bantuan pangan yang mereka butuhkan. Dalam situasi penuh keterbatasan, perjalanan menuju titik terdampak menjadi saksi betapa pentingnya memastikan tangan-tangan pemerintah hadir hingga ke tempat yang paling sulit dijangkau.
Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Yeka Hendra Fatika, turut merasakan beratnya medan yang harus dilalui untuk mencapai lokasi. Namun, baginya, semua usaha tersebut terbayar ketika melihat bantuan tiba tepat di tangan warga yang membutuhkan.
“Yang saya hormati Bapak Kepala Badan Pangan Nasional, hari ini saya didampingi rombongan yang luar biasa dari Bapanas. Kawan-kawan ini membantu saya menembus medan yang cukup berat menuju kawasan atas ini. Kami menjadi saksi bahwa seluruh bantuan CBP dari Kepala Badan Pangan Nasional diterima dengan baik dan kualitasnya memuaskan menurut masyarakat,” tuturnya.
Analis Ketahanan Pangan Bapanas, Wara Fitria Tristiyanti yang turut mendampingi ke tempat bencana menyampaikan rasa syukur ketika memastikan bahwa bantuan dari pemerintah pusat telah tiba di tangan warga.
“Alhamdulillah, bantuan khususnya beras dari Badan Pangan Nasional sudah diterima masyarakat di Jorong Lambeh. Kami melihat sendiri bagaimana warga sangat terbantu. Semoga ini bisa meringankan beban mereka dan menjadi penopang kebutuhan makan sehari-hari selama masa pemulihan,” ungkapnya.
Untuk mencapai titik bencana di Jorong Lambeh, rombongan Bapanas dan Ombudsman RI yang didampingi pemerintah daerah harus menempuh perjalanan sepanjang 6 kilometer dengan kontur jalan yang terjal, licin, dan rawan longsor. Akses utama yang terputus akibat beberapa titik longsor membuat perjalanan ini menjadi tantangan besar sekaligus menggambarkan situasi yang dihadapi masyarakat setiap hari sejak bencana terjadi.
Sebanyak 180 Kartu Keluarga (KK) atau sekitar 1.200 jiwa di Jorong Lambeh masih terisolir karena seluruh akses transportasi darat tertutup material longsor. Kondisi ini membuat masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar, sehingga bantuan pangan dari pemerintah menjadi penopang utama masyarakat selama masa pemulihan.
Dari sisi pemerintah daerah, Camat Palembayan, Sabirun, menggambarkan bahwa proses distribusi pangan ke wilayah terisolir seperti Jorong Lambeh bukanlah hal yang mudah. Medan yang rusak dan akses yang terputus membuat upaya penyaluran bantuan memerlukan tenaga dan koordinasi ekstra.
"Kami telah berupaya walaupun dengan kondisi yang sangat sulit. Kami berupaya bagaimana pangan ini sampai kepada dapur-dapur yang ada di wilayah kami dan ini adalah salah satu yang terisolir," ucapnya.
Setelah melakukan pengecekan langsung kepada warga, Sabirun memastikan bahwa bantuan yang disalurkan telah diterima dengan baik oleh masyarakat. “Alhamdulillah, setelah kami konfirmasi langsung kepada masyarakat, alhamdulillah mereka mendapatkan bahan pangan yang cukup,” tambahnya dengan lega.
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Bapanas, Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk terus berada di garis terdepan memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat terdampak bencana. Dalam setiap langkah, Bapanas berkomitmen tidak ada satu pun warga yang dibiarkan menghadapi keadaan darurat tanpa dukungan pangan dari pemerintah.
"Sesuai perintah Bapak Presiden, kami mengambil bagian dalam menyiapkan beras. 3 kali lipat daripada kebutuhan cadangan di lapangan. Kita siapkan cadangan 3 kali lipat dari kebutuhan. Kita tidak akan membiarkan saudara kita ada yang kelaparan. Kalau ada kesulitan, itu mungkin transportasi," terang Amran dalam acara pelepasan bantuan Kementan/Bapanas peduli di Jakarta pada Kamis (11/12/2025).
Kunjungan dan pemantauan langsung ini menjadi bentuk kehadiran negara yang tidak hanya mengirimkan bantuan, tetapi juga memastikan bantuan itu benar-benar menyentuh warga yang paling terdampak. Di tengah situasi sulit, kolaborasi antara Bapanas, Ombudsman RI, dan pemerintah daerah menjadi bukti bahwa negara tidak tinggal diam, bahkan ketika harus menembus medan tersulit sekalipun.
-------------
*Siaran Pers*
*Badan Pangan Nasional (Bapanas)*
486 /R-BAPANAS/XII/2025
11 Desember 2025







