Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengapresiasi upaya pemerintah daerah yang bekerja sama dengan pemerintah pusat mengubah lahan kritis menjadi lahan perkebunan yang produktif.
Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA, Nyoto Suwignyo saat mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jum’at (1/3/2024).
“Nglanggeran ini merupakan salah satu sentra penghasil produk perkebunan seperti durian maupun coklat dan juga merupakan daerah wisata, yaitu wisata embung sehingga diharapkan dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat” ungkap Nyoto.
Menurutnya, ekosistem pangan pertanian bisa diintegrasikan dengan pariwisata yang bisa meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan seperti durian sekaligus mempromosikan daerah sebagai destinasi agrowisata.
Kondisi tersebut tidak terlepas dari campur tangan pemerintah, ditandai dengan adanya Taman Teknologi Pertanian yang pada awalnya dibangun oleh Kementerian Pertanian dan kemudian pada 2017 sudah berada dibawah naungan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul.
Pada kesempatan tersebut Wakil Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini menyebutkan bahwa pengembangan durian sangat menarik karena merupakan salah satu makanan yang memiliki nilai tinggi.
“Kita perlu meningkatkan kualitas durian sehingga bisa menjaga harga nya agar tidak jatuh terutama ketika saat panen, sehingga petani dapat lebih sejahtera” papar Anggia
Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto sangat mengapresiasi peranan Komisi IV didalam melakukan intenvensi program-program pertanian guna mendukung ketahanan pangan.
“Insyaallah lahan pertanian di Gunung Kidul pada Februari sudah memasuki masa panen, dan sekitar 1.000 ha kami sudah panen mungkin di awal Maret memasuki panen sekitar 8.700 ha. Bisa kami pastikan untuk Gunung Kidul kebutuhan pangannya tercukupi” ungkap Heri.
Turut hadir pada kunjungan kerja tersebut Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, serta beberapa anggota Komisi IV seperti Endang Setyawaty, Slamet dan Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto.