Deputi Bidang Ketersediaan Dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) I Gusti Ketut Astawa hadir mewakili Kepala NFA sebagai keynote speaker dalam Kongres II Jaringan Bank Pangan Indonesia: Pasar Rakyat Mustikarasa yang digelar Foodbank of Indonesia (FOI), Sabtu, (27/5/2023), di Museum Bahari, Jakarta.
Pada kesempatan tersebut, Ketut mengatakan, pemerintah saat ini tengah serius melakukan langkah dan upaya untuk mengurangi Food Loss and Waste (FLW). Pasalnya, sepertiga dari pangan yang diproduksi atau sekitar 1,3 miliar ton pangan terbuang setiap tahunnya. Hal ini menjadikan FLW sebagai salah satu tantangan dalam sistem pangan baik nasional maupun global.
Di Indonesia sendiri, menurut kajian Bappenas FLW yang terjadi pada tahun 2000-2019 berkisar 23-48 juta ton per tahun, setara dengan 115–184 kilogram per kapita per tahun, yang berarti per orang menyumbang sekitar 1 (satu) hingga 2 (dua) kwintal sampah pangan per tahun. Hal ini juga berdampak pada kerugian ekonomi Rp213-551 triliun per tahun atau setara 4-5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kontribusi FLW juga setara dengan 7,29% emisi Gas Rumah Kaca Indonesia.
Untuk itu, Ketut menambahkan, selaras dengan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi yang menekankan peran serta dan kolaborasi pemerintah, lembaga dan organisasi, serta pelaku usaha melalui gerakan dan campaign anti FLW sangat penting dalam mengurangi FLW di Indonesia. Seperti beberapa program pengurangan Food Waste yang sudah dijalankan oleh NFA bersama para pegiat anti food waste dan pelaku usaha dalam gerakan Stop Boros Pangan dan Selamatkan Pangan misalnya.
“Sejak Tahun 2022 Badan Pangan Nasional telah menginisiasi ‘Gerakan Selamatkan Pangan dalam rangka Kewaspadaan Pangan dan Gizi’ yang melibatkan beragam mitra kerja mulai dari sektor industri, asosiasi/bank pangan dan penyedia pangan. Hal ini terjalin melalui penandatanganan kerja sama antara Badan Pangan Nasional dengan para mitra salah satunya Food Bank of Indonesia pada bulan Desember 2022 lalu,” ujarnya.
Ketut mengapresiasi capaian dan kontribusi yang telah dilakukan FOI dan sejumlah organisasi pegiat anti food waste serta pelaku usaha yang sampai saat ini telah mendukung gerakan Selamatkan Pangan dengan mendonasikan dan mengumpulkan pangan layak berlebih untuk disalurkan kepada kelompok masyarakat penerima manfaat.
“Apresiasi juga untuk FOI yang telah menyelenggarakan Kongres II Jaringan Bank Pangan Indonesia dan sejumlah kegiatan lain mencakup Rembuk Mustikarasa sebagai forum dialog interaktif dan Pasar Rakyat Mustikarasa yang menghadirkan Gelar Pangan Murah dan pameran UMKM,” jelasnya.
Sementara itu, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Food Bank of Indonesia Hendro Utomo mengatakan, pelaksanaan yang mengambil tempat di Museum Bahari ini menjadi simbolisasi tentang pentingnya rempah-rempah yang dahulu menggerakan perdagangan di tanah air. Di mana komplek di sekitar museum ini merupakan salah satu pusat perdagangan kala itu. Dengan mencintai rempah-rempah, ia mengajak, para ibu khususnya, untuk memulai dan meningkatkan kembali kecintaan terhadap aktivitas masak-memasak dengan bersumber dari potensi pangan lokal dan rempah sebagai upaya menjaga tradisi dan memerangi kelaparan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Leny Nurhayanti Rosalin serta perwakilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Akademisi, dan pegiat pangan.
.
#BadanPanganNasional #NationalFoodAgency #NFA #Pangan #PanganNasional #KetersediaanPangan #KeamananPangan #MakanEnak #MakanSehat #B2SA #Kolaborasi #Foodwaste #FLW #FOI
