Berangkat dari fakta bahwa ketergantungan terhadap hanya 1 atau 2 sumber pangan masih sangat tinggi di Indonesia, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong percepatan penganekaragaman pangan. Melalui kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, semua dirangkul untuk bekerja sama mengoptimalkan potensi lokal guna mengandaskan dominasi 1 sumber daya pangan.
“Perlu digarisbawahi diversifikasi pangan bukan dimaksudkan untuk sepenuhnya mengganti beras, tetapi mengubah pola konsumsi pangan masyarakat ke arah yang lebih beragam, bergizi seimbang dan aman, sesuai dengan sumber daya yang tersedia di sekitarnya.” tegas Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal pada FGD Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal di Jakarta (24/10).
“Dan yang dimaksud pangan lokal di sini bukan hanya terbatas pada sumber karbohidrat saja, melainkan semua unsur mulai dari karbohidrat, protein, vitamin, mineral. Terdapat lebih dari 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 228 jenis sayuran, serta 389 jenis buah-buahan di Indonesia yang bisa kita manfaatkan.” tambahnya.
Menurut Rinna, dengan mendorong masyarakat untuk mengonsumsi pangan berbahan dasar dari sumber pangan yang tersedia di sekitar dan produk turunannya dapat menjadi salah satu solusi untuk menciptakan kemandirian pangan yang lebih kokoh, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di wilayah yang menjadi sentra produksi.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa percepatan penganekaragaman pangan juga harus dibarengi dengan edukasi kepada masyarakat. “Saat ini, sebagian besar pangan lokal masih kurang diminati, terutama oleh generasi muda. Padahal, dengan inovasi dan teknologi pengolahan yang tepat, bahan-bahan ini bisa menjadi berbagai makanan modern yang lezat dan sehat, sesuai dengan tren konsumsi sekarang.” ungkap Rinna.
Di sisi lain, sudah mulai berjalan sinergi antara NFA selaku perpanjangan tangan pemerintah bersama organisasi/asosiasi pegiat pangan lokal untuk semakin mengenalkan dan menggencarkan informasi mengenai berbagai hasil produk pangan yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan sumber daya pangan sekitar.
“Program-program yang melibatkan berbagai elemen mulai dari researcher, komunitas, organisasi/asosiasi, media dan pemerintah seperti ini akan memperkuat rantai pasok serta menciptakan sistem pangan yang lebih sustainable. Selain itu, pengembangan potensi lokal tidak hanya akan berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah.” pungkas Rinna.
