Komitmen Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) dalam pengurangan Food Loss and Waste (FLW) terus diperkuat. Isu FLW telah masuk dalam Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Salah satu unsur penting yang dibutuhkan dalam penyusunan kebijakan atau regulasi FLW, yaitu dukungan data.
Demikian diungkapkan oleh Nita Yulianis, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi pada rapat penyampaian hasil penyusunan Standar Baku Perhitungan Food Loss pada Petani dan Food Waste pada Ritel yang dilakukan oleh Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) di Ruang Rapat Nusantara II Badan Pangan Nasional pada Rabu (10/1/2024). Rapat ditujukan untuk meminta dukungan dan masukan dari Badan Pangan Nasional.
“Kami mengapresiasi dan menyambut baik penyusunan Standar Baku Perhitungan Food Loss and Waste yang dilakukan KSPL, karena data FLW dibutuhkan untuk penyusunan kebijakan maupun regulasi”, ujar Nita.
Eva Bachtiar, selaku CEO Garda Pangan menyampaikan penyusunan standar baku ini mengacu pada Food Loss and Waste Accounting and Reporting Standard yang menjadi acuan global. Standar Baku yang disusun bersifat praktikal, bisa digunakan entitas manapun dan dapat menjadi standar cara pengukuran FLW agar data yang dilaporkan konsisten dan transparan. “Standar baku sudah kami susun sesederhana mungkin dan dapat digunakan oleh entitas manapun, baik petani, ritel maupun pemerintah”, ujar Eva.
Sementara itu Rozali, mewakili Kepala Biro Perencanaan menyampaikan jika standar baku bisa menjadi panduan dalam melakukan perhitungan FLW, bisa mulai diinisasi perhitungan FLW oleh daerah (provinsi dan kabupaten/kota) yang nantinya secara agregat dapat menjadi data nasional.
Gina Karina mewakili KSPL meminta Badan Pangan Nasional untuk dapat menjadi leading dan mengharapkan tahun ini dapat mempublish standar baku yang telah disusun sebagai panduan bagi pusat maupun daerah dalam melakukan perhitungan FLW. “Jika Badan Pangan Nasional bersedia menjadi leading, kami berharap tahun ini standar baku yang sudah kami susun bisa dipublish secara resmi”, ujar Gina. KSPL siap berkolaborasi dalam memberikan pelatihan kepada aparat dinas di daerah.
KSPL merupakan bagian dari komunitas global Food and Land Use Coalition (FOLU) yang didirikan sejak tahun 2017, berfokus pada upaya transformasi sistem pangan dan membantu pemerintah untuk mencapai tujuan pangan berkelanjutan, baik nasional maupun global. KSPL Indonesia terdiri dari 12 koalisi, diantaranya Garda Pangan, WRI, Porongpong, GAIN, IBCSD, KRKP, Yayasan KEHATI, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, SYSTEMIQ, Entreva, CIFOR-ICRAF dan CIPS.
