Persaingan ekonomi global yang semakin ketat, dampak perubahan iklim yang serius, dan krisis kesehatan global merupakan tantangan kedepan yang harus dihadapi sehingga membutuhkan penanganan serius.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi persaingan sumber daya manusia antar negara yang semakin meningkat. Penyiapan generasi emas harus di bangun melalui pemberian asupan gizi yang cukup. Harapannya anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, meningkatkan konsentrasi belajar di sekolah, menyiapkan generasi unggul, dan membentuk kebiasaan hidup sehat sejak dini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Nyoto Suwignyo saat pembahasan strategi kebijakan pemantapan ketahanan pangan nasional terkait penyiapan generasi muda yang tangguh menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Selasa (11/06/2024).”
“UU No 18 Tahun 2012 tentang pangan merupakan payung hukum didalam pemberian pangan bergizi, selain itu Badan Pangan Nasional juga memiliki model existing untuk pemberian makanan bergizi melalui kegiatan GENIUS dan B2SA goes to School” papar Nyoto
Pejabat masing-masing K/L menyampaikan sharing Program terkait anak sekolah dan pemberian makan dan usulan dasar pemilihan lokasi sasaran prioritas dengan memperhatikan aspek kewilayahan dengan data PoU sesuai target indikator dalam RPJMN serta peta FSVA. Adapun sasaran penerima manfaat sampai tingkat rumah tangga data menggunakan data P3KE dan data Reksosek. Penggunaan data Dapodik dari Kemendikbudristek dan Kemenag untuk menentukan sasaran sekolah.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Deputi Sistem Wantanas, Syachriyal E. Siregar, S.E. Mayor Jenderal TNI yang dihadiri oleh unsur dari Kemenko PMK, Kemendagri, Kemendikbudristek RI, Kemensos, BKKBN, BPS, Akademisi, Praktisi dan BUMN, untuk selanjutnya akan disusun konsep model berdasarkan masukan dan best practice dari kegiatan yang telah dilakukan masing-masing K/L sebagai bahan rujukan.