Kolaborasi pentahelix merupakan kunci utama dalam menangani masalah pangan dan gizi. Hal ini disampaikan Nita Yulianis, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional pada “Launching Kampanye ENOUGH” yang diusung Wahana Visi Indonesia di Perpustakaan Nasional RI, Kamis (25/7/24). “Kolaborasi adalah kunci utama, karena menyelesaikan masalah pangan dan gizi memerlukan komitmen semua elemen masyarakat dari hulu sampai hilir,” ujar Nita.
Nita menyampaikan Badan Pangan Nasional memiliki beberapa program yang mendukung peningkatan gizi anak untuk mewujudkan Generasi Emas 2045, yaitu: GENIUS, Promosi makan B2SA dan Stop Boros Pangan.
Nita juga menyampaikan apresiasi kepada anak-anak yang telah melakukan penelitian terkait kondisi gizi dan kesehatan anak di Indonesia yang disampaikan pada acara launching tersebut. “Semoga kalian nantinya menjadi generasi emas di tahun 2045, ke depan penelitian agar diperluas terkait penyelamatan susut dan sisa pangan atau bijak mengkonsumsi pangan karena juga berdampak terhadap ketahanan pangan dan gizi serta lingkungan”, ujar Nita.
Sementara itu Direktur Angelina Theodora selaku Nasional Direktur Wahana Visi Indonesia menyampaikan Kampanye ENOUGH yang diluncurkan hari ini akan berlangsung selama 3 tahun dari 2024 sampai 2026, kegiatan ini ditujukan untuk memberikan masukan kebijakan dan solusi yang sistemik kepada pemerintah sebagai bentuk kolaborasi pentahelix. “Kampanye ENOUGH yang kami luncurkan hari ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan gizi anak Indonesia dalam mewujudkan generasi emas 2045,” ujar Angelina.
Launching Kampanye ENOUGH dihadiri unsur pemerintah, donor, swasta, LSM, NGO dan kader kesehatan serta masyarakat. Dalam rangkaian acara launching disampaikan hasil penelitian anak/National Child Lad Research (CLR) tentang Situasi Remaja terkait Gizi, Kesehatan dan Perkawinan Anak. LCR dilakukan oleh tim yang terdiri dari 99 anak (60 perempuan, 33 laki-laki) berusia 12-17 tahun dari 11 provinsi dan 28 kab/kota. Penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner selama bulan Maret-Mei 2024, dengan responden 6969 anak berusia rata2 15 tahun di 34 provinsi.
