Sistem pangan berkelanjutan merupakan fondasi penting dalam menjamin ketersediaan pangan tanpa merusak lingkungan dan mengganggu sumber daya alam. Konsep ini mencakup penerapan praktik baik pertanian yang berorientasi pada efisiensi dan konservasi.
“Dalam rangka penguatan sistem pertanian yang berkelanjutan tersebut, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendukung inisiasi Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama Preferred by Nature (PbN), PERPADI, serta Rikolto Indonesia dalam pengembangan Low Carbon Rice (LCR) dan RICEsilience (Beras Tangguh).” jelas Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, Yusra Egayanti, di kantor NFA (23/9).
Lebih lanjut, Yusra mengungkapkan inisiatif tersebut dirancang guna memperkuat praktik pertanian rendah karbon di sektor padi dan beras berkelanjutan melalui adopsi standar Sustainable Rice Platform (SRP). Inisiatif ini juga diarahkan untuk mengembangkan produk beras rendah karbon yang sekaligus mendukung target nasional pengurangan emisi.
“Kami menyambut baik upaya ini dan membuka ruang bagi beras dengan model SRP untuk masuk dalam kategori beras khusus. Saat ini kami juga tengah merevisi Perbadan 2/2023 tentang Persyaratan Mutu dan Label Beras dengan mempertimbangkan klausul penyesuaian jenis beras terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tambah Yusra.
Yusra mendorong agar standar beras model SRP diusulkan menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Menurutnya, langkah ini akan mendorong lembaga sertifikasi memperluas ruang lingkup akreditasi sekaligus mempercepat proses perizinan ketika beras SRP nantinya dipasarkan secara masif.
“Melalui penerapan SRP, ketahanan pangan nasional diharapkan semakin terjaga dengan memperhatikan aspek lingkungan. Inisiatif ini juga sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, khususnya dalam mendorong kemandirian pangan melalui transformasi menuju ekonomi hijau.” tutup Yusra.
#SetahunBerdampak