Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) siap melaksanakan Survei Stok Beras dan Jagung di akhir tahun 2023. Hal ini diungkapkan Direktur Ketersediaan Pangan NFA Budi Waryanto dalam Rapat Finalisasi Penyusunan Draft Perjanjian Kerja Sama (PKS) Survei Stok Beras dan Jagung Akhir Tahun 2023 di Hotel Aston Priority and Convention Center, Jakarta Selatan pada Selasa (10/10/2023).

“Secara garis besar Survei Stok Beras dan Jagung Tahun 2023 telah siap untuk dilaksanakan, hari ini kami finalkan. NFA bersama BPS dan kementerian/lembaga terkait akan turun ke lapangan pada Desember 2023,” ujar Budi saat memimpin rapat yang dihadiri perwakilan Kementerian Pertanian dan BPS.

Survei stok beras dan jagung akhir tahun 2023 dilakukan untuk mengetahui jumlah serta sebaran beras dan jagung yang ada di masyarakat baik rumah tangga maupun luar rumah tangga. Dengan mengetahui stok akhir tahun atau stok awal tahun, maka upaya pemenuhan kebutuhan pangan nasional dapat dilakukan secara optimal. Di sisi lain data stok ini sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan sektor pertanian, karena menyangkut ketersediaan pangan di suatu wilayah.

Upaya ini selaras dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi yang menekankan pentingnya akurasi data yang disepakati oleh banyak pihak. Dengan demikian hasil Survei Stok Beras dan Jagung Tahun 2023 akan menjadi baseline penghitungan stok awal dan kebutuhan produksi serta pengadaan beras dan jagung tahun 2024.

Sebagai tindak lanjut, akan dilaksanakan rapat penentuan desain sampel dengan tim Computer-Assisted Personal Interview (CAPI) dan website monitoring dengan tim Sistem Informasi Statistik BPS. Secara umum, BPS akan memprioritaskan pendampingan kegiatan untuk meningkatkan kapasitas Badan Pangan Nasional sebagai unit pelaksana statistik sektoral dalam penyusunan data. Sementara PKS berisi pembagian tugas dan tanggung jawab antara NFA dengan BPS.