Lampung – Upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan dilakukan dengan memberdayakan gabungan kelompok tani (gapoktan). Melalui kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) gapoktan didorong sebagai wadah agar produk pertanian terserap dengan harga yang wajar melalui pasar mitra tani/ toko tani.
“Gapoktan ini berperan penting dalam memasok beras ke TTI, sehingga sangat membantu dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan,” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi dalam kunjungan kerja ke Provinsi Lampung, Sabtu (4/7).
Menurut Agung, Gapoktan Sinar Rejeki ini harus bisa mempertahankan kinerjanya dalam memasok beras ke toko tani indonesia. Apa yang sudah dilakukan saat ini harus terus menerus melayani masayarakat meski sudah tidak mendapat bantuan dari pemerintah, ungkap Agung.
Ketua Gapoktan, Yudi yang menerima bantuan pemerintah sejak tahun 2019 ini mengungkapkan, tahun 2019 lalu kelompoknya telah memasok beras hingga 50 ton beras ke 3 TTI di wilayah Pesawaran, selain itu juga memasok beras ke pasar.
“Tahun 2020 ini kita sudah memasok TTI sebanyak 22 ton,” ujarnya.
Gapoktan dengan anggota 21 orang ini telah memiliki Rice Miling Unit (RMU) dan Threser dengan gudang 8 x 10 m berkapasitas 30 ton. Ditambah lagi dengan lantai jemur 8 x 40 m.
Selain gapoktan Sinar Rejeki, gapoktan lain di Lampung Tengah yaitu Gapoktan Manunggal dan Gapoktan Maju Laras juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Selain memasok beras ke beberapa TTI, kedua gapoktan ini juga memasarkan beras hingga lintas kecamatan, bahkan Gapoktan Maju Laras mampu memasarkan hingga ke luar provinsi.
“Kami bisa pasarkan beras hingga ke padang, jambi, bengkulu hinga pekanbaru,” ujar Damiri, Ketua Gapoktan Maju Laras. Dia menyebut penjualan bisa mencapai 340 ton per bulan.
Dalam kunjungan tersebut, Agung didampingi Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Risfaheri, dan Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Yasid Taufik.