Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional, Nyoto Suwignyo saat ditemui saat sosialisasi Stop Boros Pangan sebagai bagian dari Gelaran Festival Pangan Nusantara memperingati 3 tahun Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu (28/7/2024
“Stop Boros Pangan ini harus dijadikan budaya dan itu dimulai semenjak dini, peran millenials sangat penting dalam mendorong dan menumbuhkan kesadaran perilaku stop boros pangan untuk mencegah sisa pangan” tandas Nyoto.
Menggencarkan sosialisasi stop boros pangan melalui tulisan, konten video kreasi, inovasi pengolahan pangan berlebih menjadi varian menu baru dan lain sebagainya diharapkan dapat menarik anak-anak muda untuk bisa bergerak mendukung upaya ini.
“Kolaborasi dengan berbagai stakeholder adalah kunci utama dalam menyelesaikan masalah pangan dan gizi dan peran generasi muda sangat penting didalam upaya pencegahan sisa pangan” ucap Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi tersebut
Sebelumnya, pada kesempatan yang sama Kepala NFA Arief Prasetyo Adi juga mengajak para masyarakat yang menghadiri gelaran tersebut untuk tidak membuang-buang makanan. “Mari kita membiasakan untuk tidak membuang-buang makanan yang ada di meja makan, kosongkan piring dan habiskan makanan yang ada”, ajak Arief.
Lebih lanjut Kepala NFA juga membeberkan bahwa menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Bappenas, Sisa dan Susut Pangan (SSP) terbesar di Indonesia terjadi di sub-sektor tanaman pangan terutama padi, diikuti oleh hortikultura (sayur dan buah-buahan).
Pada kampanye stop boros pangan kali ini dilakukan senam stop boros pangan, pembagian makanan dan buku di food truck, dan pembagian telur matang serta beragam permainan yang banyak mendapat antusias dari masyarakat.
—————————————
Siaran Pers*
*Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)*
161/R-NFA/VII/2024
28 Juli 2024
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
komunikasi@badanpangan.go.id
Telp : 087783220455