Badan Pangan Nasional fokus berkontribusi dalam upaya pencapaian target penurunan FLW sebesar 75% di tahun 2045. Pada saat ini, Badan Pangan Nasional sedang mengkaji terkait penanganan FLW guna mendukung proses penyusunan kebijakan/regulasi penanganan FLW di Indonesia. Regulasi yang akan disusun diharapkan dapat memayungi semua pihak dalam upaya pengurangan FLW. Hal ini disampaikan Nyoto Suwignyo, Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi pada saat menerima audiensi dari Scholar of Sustenance (SOS) ke Badan Pangan Nasional, Rabu (24/1/2024).
"SOS kami harap mulai menjalin kolaborasi dengan industri pangan yang memiliki potensi FLW cukup besar", ujar Nyoto.
Sementara itu, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Nita Yulianis menyampaikan kegiatan Badan Pangan Nasional yang dalam waktu dekat dapat dikolaborasikan dengan SOS, yaitu Ramadhan Ceria Pangan. "Sebagai kegiatan reguler setiap tahun kami ada kegiatan Ramadhan Ceria Pangan dimana sangat membuka kolaborasi kegiatan bersama SOS", ujar NIta.
Frandy, Ketua SOS Jakarta menyampaikan siap berkolaborasi dengan Badan Pangan Nasional. Salah satu inisiasi yang digagas, yaitu upaya penyelamatan pangan untuk disalurkan di Kepulauan Seribu.
SOS adalah organisasi nirlaba global yang berkomitmen dalam upaya pencegahan/pengurangan food waste serta ketahanan pangan dan gizi. SOS memiliki 7 cabang di 3 negara ASEAN, yaitu: Indonesia (Bali dan Jakarta), Thailand (Bangkok, Puket, Chiangmai, Hua Hin) dan Filipina (Manila). SOS Indonesia berdiri sejak tahun 2017 di Bali. Dalam rangka memperluas jangkauan penyelamatan pangan, SOS baru saja membuka cabang di ibukota Jakarta yang dilaunching pada 14 Desember 2023.