Momentum hari kerja perdana usai libur Lebaran pada Selasa (16/4/2024) dibuka dengan penyelenggaraan halalbihalal di Kantor Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Dibalut dengan nuansa hari raya Idulfitri, segenap pejabat dan karyawan NFA bersama para stakeholder pangan berbaur, bercengkerama, dan saling maaf memaafkan.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam sambutannya menyerukan pentingnya kolaborasi dalam membangun ekosistem pangan nasional dan dibuktikannya dengan telah terjalinnya sejak NFA resmi terbentuk. “Sebenarnya halalbihalal ini cuma di Indonesia, di luar negeri tidak ada. Tapi ini adalah budaya bangsa kita. Kearifan dari leluhur kita supaya kita bisa berkomunikasi, supaya kita bersaudara dengan baik. Terbukti hari ini ada semua perwakilan-perwakilan dari seluruh stakeholders pangan yang ada di Indonesia,” ucapnya.
“Yang lebih hebat lagi, saya juga harus berterima kasih kepada bapak ibu semua, karena di usia Badan Pangan Nasional yang 2 tahun dan saya baru 1,5 tahun, peran Badan Pangan Nasional itu saat ini sangat baik. Tentunya didukung Kementerian Pertanian. Kemudian didukung oleh BUMN di bidang pangan, selalu didukung juga oleh oleh teman-teman di stakeholder pangan. Ada petani, ada peternak, ada BUMN, ada private sector, terus sampai ke hilir,” sambungnya.
“Jadi kalau Bapak Presiden itu menyampaikan bahwa mengurusi pangan itu dari hulu sampai dengan hilir, sebenarnya kita sudah kerjakan. Tinggal hari ini kita buat rencana yang lebih baik lagi ke depannya. Contohnya pada ayam dan telur. Ini mesti pas. Kalau GPS (Grand Parent Stock) terlalu banyak, harga bisa jatuh. Tapi GPS terlalu rendah, harga tinggi. Jadi ini saya sudah minta tolong ke ID FOOD untuk berdiri sebagai standby buyer, untuk meng-offtake, khususnya ayam dan telur,” ungkap Arief.
Adanya program-program bantuan pangan sebagai hilirisasi yang diinisiasi NFA pun disebutkan dapat memberikan stimulus positif pada produksi nasional. Ini karena sumber bantuan pangan dan stok yang dikelola pemerintah harus diutamakan berasal dari dalam negeri
“Kalau nanti ada penugasan baru lagi dari Presiden terpilih, kita siap-siap untuk melakukan itu dan inginnya para petani peternak itu harusnya di depan. Produknya silakan berproduksi, kemudian standby buyer-nya itu kita. Setelah itu, hilirisasinya nanti ada program-program pemerintah seperti untuk kerawanan dan rentan pangan, gizi buruk, dan stunting. Nah yang diharapkan itu ke depan adalah produksinya dari dalam negeri,” kata Arief.
“Kita inginnya ekonominya Indonesia itu yang bergerak. Jadi kita punya cadangan pangan itu harusnya bisa lebih baik. Kenapa indeks ketahanan pangan Singapura lebih tinggi? Karena mereka memang punya cadangan pangan. Apalagi kalau konflik Timur Tengah terus berlanjut, kita harus punya cadangan pangan. Nah makanya kita dorong kita harus punya cadangan pangan yang kemudian dikelola dengan baik dan profesional,” paparnya.
“Jadi karena hari ini halalbihalal, sekali lagi terima kasih karena jelang Ramadan dan Lebaran yang lalu, Gerakan Pangan Murah se-Indonesia di ribuan titik dikerjakan. Lalu tentunya bapak ibu merasakan bahwa harga pangan belakangan ini malah terbalik, karena sebelumnya harganya tinggi. Inflasi di bulan ini insya Allah juga akan terjaga. Kemudian yang harus kita jaga adalah harga di tingkat petani dan peternak. Itu semua karena memang tugas kita menjaga kemaslahatan umat,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ramah tamah hari ini dihadiri antara lain Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) NFA Neila Aisha Arief, Plt. Sekretaris Jenderal/ Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto, Direktur Utama ID FOOD Frans Tambunan, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo beserta perwakilan PT Berdikari, PT Perikanan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT BGR Logistic, dan PT Seger.
Turut hadir pula perwakilan dari Kementerian BUMN, Kerukunan Pensiunan Badan Ketahanan Pangan Kementan, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Asosiasi Kedelai Indonesia (AKINDO), Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (GAKOPTINDO), Perkumpulan Penyalur Kedelai Nasional (PPKN), Pinsar Petelur Nasional (PPN), Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), dan asosiasi perhimpunan lainnya.