Pemenuhan pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) merupakan komponen penting untuk mewujudkan generasi yang terbebas dari stunting. Oleh karena itu, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) berkolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) lakukan monitoring Pengembangan Desa B2SA di Desa Noenoni, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT pada Rabu, (29/11/2023).
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal, menyampaikan dengan adanya Pengembangan Desa B2SA merupakan upaya untuk meningkatan kesadaran masyarakat akan kualitas konsumsi pangan yang memenuhi prinsip B2SA. "Program ini bertujuan mendorong masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan B2SA guna meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang aktif, sehat, dan produktif," ungkapnya.
Kegiatan monitoring tersebut berlangsung dengan dilakukannya sosialisasi dan edukasi akan pentingnya konsumsi makanan yang beragam dan bergizi seimbang serta bertepatan dengan dilaksanankannya juga jadwal pemberian makanan di Rumah Pangan B2SA dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 42 anak yang tergolong stunting dan mengalami gizi buruk di Desa Noenoni.
Selanjutnya, pada rangkaian kegiatan yang sama dilaksanakan pemantauan progres Gerai Pangan B2SA dan Teras Pangan B2SA. NFA sebagai pembina pusat menekankan kepada Dinas Ketahanan Pangan NTT, TP PKK (Tim Penggerak Kesejahteraan dan Pemberdayaan Keluarga) dan perangkat Desa Noenoni bahwa pelaksanaan kegiatan komponen pada program Pengembangan Desa B2SA harus terintegrasi antara satu dengan yang lain. Dengan demikian, diharapkan Program ini dapat menekan angka stunting khususnya di Desa Noenoni dan NTT pada umumnya.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Timor Tengah Selatan Musa N.H. Djari, turut menyampaikan bahwa penganekaragaman dan pemenuhan kualitas pangan sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sehingga merupakan persoalan serius yang perlu menjadi perhatian.
"Kami sangat berterimakasih, kegiatan ini penting adanya sebagai edukasi masyarakat khususnya orang tua untuk memahami dengan baik hubungan selaras antara pangan yang berkualitas dengan kesehatan tumbuh kembang anak sehingga terhindar dari penyakit stunting," ujarnya.