JAKARTA — Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), kondisi harga sejumlah komoditas pangan strategis secara nasional terpantau relatif stabil. Tren positif ini salah satunya tercermin dari harga beras, baik medium maupun premium, yang terus menunjukkan penurunan dalam beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan Panel Harga Pangan per 16 Desember 2025, harga beras medium di Zona 1 tercatat di Rp 13.086 per kilogram (kg). Ini 3,07 persen di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) Zona 1 yang di Rp 13.500 per kg. Level harga ini juga telah mengalami penurunan 0,09 persen dibandingkan sebulan sebelumnya yang masih berada di Rp 13.098 per kg.
Sementara rerata harga beras medium Zona 2 juga telah berada di bawah HET, yakni di Rp 13.730 per kg atau 1,93 persen di bawah HET Zona 2 di Rp 14.000 per kg. Sementara Zona 3, rerata harga beras medium telah menurun 2,56 persen dibandingkan sebulan sebelumnya. Dari Rp 15.947 per kg ke Rp 15.538 per kg di 16 Desember.
Direktur Kewaspadaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nita Yulianis menegaskan pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga pangan. Terlebih masyarakat akan menghadapi momen Nataru dan liburan sekolah.
“Menjelang Nataru, kami memastikan pasokan beras dan komoditas pangan lainnya dalam kondisi aman dan harga tetap terkendali. Bahkan, harga beras medium terus mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir,” ujar Nita saat menghadiri Rapat Koordinasi Inflasi Pangan di Kementerian Dalam Negeri, Senin (15/12/2025).
Menurut Nita, pengendalian harga beras dilakukan secara terkoordinasi melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras. Satgas ini bergerak serentak di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota dengan melibatkan lintas kementerian dan lembaga untuk memperkuat pengawasan serta respons cepat di lapangan.
Lebih lanjut, disebutkan oleh Nita Yulianis stabilitas harga pangan juga diperkuat melalui berbagai program intervensi pemerintah yang menyasar langsung masyarakat. Pemerintah melalui Perum Bulog tiada henti menyalurkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
“Realisasi Bantuan Pangan periode Juni-Juli 2025 telah mencapai 99,99 persen. Sementara Bantuan Pangan Oktober-November 2025 telah tersalurkan kepada 12,9 juta Penerima Bantuan Pangan. Selain itu, penyaluran beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga saat ini telah mencapai 712 ribu ton,” ungkapnya.
Di tengah stabilnya harga beras, pemerintah tetap mewaspadai potensi gejolak pada komoditas pangan strategis lainnya, khususnya bawang merah dan cabai rawit. Kedua komoditas ini kerap mengalami fluktuasi harga di sejumlah daerah menjelang hari besar keagamaan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir menekankan pentingnya penguatan koordinasi antardaerah untuk menjaga keseimbangan pasokan dan menekan kenaikan harga. Ia meminta daerah yang mengalami fluktuasi harga segera berkoordinasi dengan daerah yang surplus.
“Pemerintah daerah yang mengalami kenaikan harga bawang merah dan cabai rawit kami minta segera berkoordinasi dengan daerah surplus. Pengendalian harus dilakukan secara maksimal agar harga cabai dapat ditekan melalui langkah-langkah konkret di lapangan,” ujar Tomsi.







