JAKARTA – Mulai adanya kontraksi harga telur ayam di pasar sudah menjadi atensi pemerintah, yang dalam hal ini Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Pantauan di panel harga pangan per 5 Maret mencatat harga rerata nasional telur ayam ras di tingkat konsumen menyentuh Rp 31.589 per kilogram (kg). Sementara harga jagung pakan ternak di tingkat petani rerata nasional di Rp 5.480 per kg.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan unsur krusial pembentuk harga telur ayam ras terletak pada harga jagung pakan. Sedari tahun lalu, pihaknya telah menggelontorkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan ke para peternak dengan harga Rp 5.000 per kg, disebabkan kala itu harga jagung pakan berada di kisaran Rp 9.000 per kg.
“Mengenai harga telur dan ayam hari ini, 50 persen lebih itu karena pakannya dari jagung pipilan kering. Waktu itu harga jagung mendekati Rp 9.000 per kg, sehingga pemerintah melakukan importasi melalui Perum Bulog sejumlah 250 ribu ton dan disalurkan ke peternak-peternak mandiri kecil sesuai verifikasi data yang diperoleh dari Dirjen PKH Kementan (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian),” ucap Arief dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Sampai 6 Maret, Perum Bulog dalam menyalurkan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebagai bagian dari program SPHP telah menyentuh angka 201 ribu ton atau 51 persen dari total alokasi 343 ribu ton. Sebaran peternak ada di 18 provinsi antara lain DKI Jakarta & Banten, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
“Lalu ada isu yang bilang harga telur itu naik, katanya karena adanya program bantuan pangan telur. Saya jelaskan bantuan pangan dari NFA bersama ID FOOD berupa telur dan daging ayam bagi keluarga risiko stunting, belum kita mulai. Padahal harga telur naik hari ini, karena sebulan lalu harga jagung pakan itu Rp 9.000 per kg,” ungkap Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.
Sebagai kontinuitas implementasi program sejak tahun lalu, bantuan pangan penanganan stunting akan disalurkan kembali kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) menggunakan basis data KRS dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Paket bantuan berupa daging ayam 1 kg dan telur 10 butir akan diberikan dalam 2 tahapan atau selama 6 bulan.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, bantuan pangan penanganan stunting ke 1,4 juta keluarga dalam 2 tahap atau total 6 bulan untuk digulirkan kembali tahun ini. Justru dengan ini dapat memberi tekanan ke pasar. Ini karena Pemerintah itu selalu hadir dan ini bisa dikonfirmasi kepada seluruh peternak. Sekarang panen jagung mulai naik, sehingga harga jagung mulai bergerak turun,” lanjutnya.
“Untuk persiapan bulan puasa, beberapa waktu lalu, kita telah gelar Rakornas HBKN dengan semua stakeholder se-Indonesia. Kesimpulannya adalah stok pangan kita dalam kondisi aman, khususnya dalam menghadapi Ramadan dan Idulfitri. Kita telah meminta semua pemerintah daerah intensifkan operasi pasar murah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) dan melakukan pemantauan rutin ke semua jenis pasar. Jadi nanti saat Lebaran, harganya sangat baik,” pungkas Arief.
Sebagaimana Kerangka Sampel Area (KSA) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Januari 2024, produksi jagung di Maret ini diperkirakan mengalami akselerasi hingga mencapai angka 2,2 juta ton. Sementara produksi jagung di Januari 0,48 juta ton dan Februari 0,76 juta ton. Dengan ini, realisasi produksi jagung Februari Maret mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
———————————————————
*Siaran Pers*
*Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)*
051/R-NFA/III/2024
07 Maret 2024
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
komunikasi@badanpangan.go.id
Telp : 087783220455