Sebagai puncak rangkaian acara 9th Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Food Security Ministerial Meeting (FSMM) and Related Meetings, Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) selaku alternate lead Indonesia hadir dalam FSMM yang telah mengadopsi APEC Food Security Ministerial Statement di Trujillo, Peru (18/08/2024). Deklarasi yang disampaikan ini merupakan deklarasi bersama terkait ketahanan pangan dari para Menteri Pertanian di Kawasan Asia Pasifik.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi NFA, Nita Yulianis sebagai ketua delegasi mewakili Indonesia menyampaikan pernyataan Menteri Pertanian RI yang memaparkan berbagai isu tantangan pangan global, program pertanian prioritas, upaya menghadapi food loss and waste(FLW), dukungan atas keketuaan APEC Peru 2024, serta perlunya kerja sama regional dalam rangka pembangunan berkelanjutan, komitmen terhadap lingkungan, dan perdagangan dari sudut pandang agri-food system.
Berdasarkan data terkini FLW di Indonesia, persentase food loss mengalami penurunan dari 61% pada tahun 2000 menjadi 45% pada tahun 2019. Sementara itu, persentase food waste mengalami peningkatan dari 39% (tahun 2000) menjadi 55% (tahun 2019). Oleh karena itu, pemerintah perlu memiliki strategi yang komprehensif untuk mengatasi FLW secara efektif.
“Pemerintah terus membina petani untuk menerapkan prinsip Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), dan Good Manufacturing Practices (GMP). Selain itu, kami juga mendorong penggunaan mekanisasi pertanian modern, mengembangkan teknologi logistik, serta memperkuat kemitraan sektor publik-swasta; termasuk mendukung UMKM melalui mekanisme closed-loop sebagai langkah peningkatan efisiensi dan pengurangan sisa pangan,” jelas Nita.
Pada tahun 2024, Indonesia telah mencanangkan Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045, dengan target penurunan FLW sebesar 75% pada tahun 2045. Sebagai arahan bagi seluruh stakeholders, pada bulan Juli 2024 lalu juga telah diluncurkan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia 2025-2045, yang mencakup 5 sektor termasuk pangan.
Pada hari sebelumnya (17/08/2024), telah dilakukan pula joint meeting dengan berbagai fora APEC, antara lain Policy Partnership of Food Security (PPFS), Ocean Fisheries Working Group (OFWG), Agricultural Technical Cooperation Working Group (ATCWG), serta High Level Policy Dialogue on Agricultural Biotechnology (HLPDAB).
Chair PPFS Peru Mr. Christian Alejandro Garay Torres menyampaikan bahwa PPFS fokus mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan di Kawasan Asia Pasifik. Prinsip Pencegahan dan Pengurangan FLW menjadi salah satu dari rencana kerja PPFS 2024
Dalam sesi ini, Indonesia juga menyampaikan penghargaan atas tercapainya adopsi terhadap prinsip FLW dan telah disepakatinya usulan Indonesia mengenai Food Rescue.
Sebagai penutup rangkaian FSMM, Presiden Peru, Mrs. Dina Ercilia Boluarte Zegarra menyampaikan bahwa ketahanan pangan sangat esensial bagi seluruh umat di dunia dan berpengaruh langsung pada isu penting lain, seperti kesehatan, ekonomi, dan sosial. Salah satu kunci untuk mewujudkannya, yaitu dengan mendesain dan mengimplementasikan kebijakan yang efektif dalam pencegahan dan penurunan FLW; sejalan dengan Aetearoan Plan of Action.