Kepala Badan Ketahanan Pangan selaku Ketua Delegasi RI berpartisipasi aktif dalam mengikuti sidang pada pertemuan Dewan FAO ke-148 yang dilaksanakan tanggal 2-6 Desember 2013 di Kantor FAO di Roma, Italia. Pada pertemuan ini, anggota Delegasi RI terdiri dari Sekretaris Badan Ketahanan, Kepala Bidang Multilateral - Pusat Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kemtan, pejabat Kementerian Luar Negeri, pejabat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pejabat Kementerian Kehutanan, pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan dan unsur KBRI Roma.
Dr. José Graziano da Silva, selaku Direktur Jenderal FAO Pertemuan membuka pertemuan secara resmi, dan selanjutnya dipimpin oleh Mr.Wilfred Ngirwa, dari Tanzania, Independent Chair of the Council FAO. Sidang dihadiri oleh ke-49 negara anggota Dewan FAO serta negara-negara anggota lainnya dalam kapasitas sebagai peninjau (observer). Indonesia juga berperan sebagai anggota drafting comitte pada pertemuan tersebut.
Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Da Silva menyampaikan terima kasih kepada para anggota FAO atas dukungan terhadap proses transformasi dalam tubuh FAO untuk menjawab tantangan multidimensi dan menjelaskan dampak atau manfaat proses transformasi yang telah dilakukan selama 16 bulan kepemimpinannya.
Pertemuan telah membahas hal-hal terkait laporan pertemuan ke-40 Committee on World Food Security (CFS), upaya penyesuaian program kerja FAO dan anggaran 2014-2015, laporan dari berbagai komite FAO (komite anggaran, program, peraturan dan legal matters), progress report dari Multi-year Programme of Work (MYPOW) serta hasil pertemuan pertama dari Plenary Assembly of the Global Soil Partnership.
Khusus untuk pengetatan anggaran, disampaikan oleh Dewan FAO bahwa FAO telah berhasil melakukan efisiensi sebesar 36,6 juta USD pada bienium 2015-16. Negara anggota, termasuk diantaranya Indonesia menekankan bahwa efisiensi anggaran ini tidak mempengaruhi kualitas pelaksanaannya. Disisi lain, dibahas juga tentang isu integrasi gizi pada program kerja FAO, melalui pembahasan persiapan 2nd International Conference on Nutrition, Juli 2013, yang merupakan kolaborasi antara FAO dan WHO. Hal lain yang cukup mendapatkan perhatian anggota Dewan FAO, adalah pembahasan rencana pelaksanaan technical consultation on low-level presence (LLP) of Genetically Modified Crops in international food and feed trade yang diagendakan pada di awal tahun 2014.
Pada agenda mengenai hasil kerja Committee on World Food Security, Indonesia sebagai tuan rumah dan Ketua Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan Ketua Policy Partnership on Food Security (PPFS) tahun 2013, secara khusus menyampaikan hasil utama PPFS yaitu “APEC Food Security Road Map 2020 (versi 2013)” yang telah disetujui (endorsed) oleh para Pemimpin Ekonomi APEC, pada tanggal 8 Oktober 2013 di Bali, Indonesia. Intervensi Indonesia ini ditanggapi secara positif oleh Ambasador Gerba Verbug, Chair CFS, dimana disampaikan keinginan CFS untuk bekerja sama lebih lanjut dengan APEC dan APEC Leaders, khususnya terkait pemberdayaan petani kecil dan nelayan.
Sebagai upaya tindak lanjut terkait 2nd International Conference on Nutrition (ICN2) yang akan diselenggarakan pada tahun 2014 di Roma, salahsatu yang perlu dipersiapkan dengan baik oleh Indonesia adalah penyiapan dokumen yang komprehensif tentang pencapaian pembangunan pangan dan gizi di Indonesia dalam 20 tahun terakhir.
Selanjutnya, di sela-sela pertemuan Dewan FAO ke-148 ini dilaksanakan pertemuan bilateral antara Indonesia dan FAO untuk membahas rencana kerja sama ke depan antara RI dan FAO terkait dengan tawaran FAO kepada Indonesia untuk menjadi salah satu mitra strategis FAO bersama dengan 19 negara lainnya. Salah satu side event, sidang Dewan FAO kali ini adalah Seminar “Blue Growth Initiative”, dengan pembicara dari Algeria, Indonesia, dan FAO