Awal September 2025 menjadi momentum bagi diplomasi pangan Indonesia. Delegasi Ministry of Health, Labour and Welfare (MHLW) Jepang berkunjung selama empat hari mulai 1-4 September 2025, untuk meninjau langsung sistem pengawasan keamanan pangan di Indonesia terhadap pangan segar yang diekspor ke Jepang.
“Fokus utamanya adalah penanganan residu pestisida pada kopi serta pencegahan cemaran aflatoksin pada pala, yang sebelumnya menjadi penyebab notifikasi dari otoritas Jepang.” jelas Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, Hermawan, saat meninjau dua lokasi utama yaitu Lampung serta Sulawesi Utara.
Hermawan berharap, hasil survei ini dapat memperkuat upaya bersama dalam menjamin keamanan pangan ekspor Indonesia. Sekaligus menunjukkan bahwa para petani dan pelaku usaha di Indonesia serius dalam menjaga kualitas produknya, sehingga daya saing kopi dan pala di pasar internasional semakin meningkat.
Adapun di Lampung, tim MHLW meninjau kebun kopi milik KUB Mawar Kabupaten Tanggamus serta perusahaan kopi PT LDC. Dalam kunjungan tersebut, ditunjukkan penerapan sistem ketelusuran terpadu, sertifikasi ISO 22000, serta pengujian residu pestisida di laboratorium sebelum ekspor. Diketahui perusahaan kopi di Lampung juga menjalin kemitraan dan pembinaan dengan petani kopi untuk penerapan praktik budi daya yang baik.
Sementara di Sulawesi Utara, tim MHLW mengunjungi kebun pala dari Poktan Mitra Kreatif serta perusahaan pala milik CV. Indoprima yang menerapkan pemeriksaan mutu, pengeringan, sortasi, pengemasan, dan fumigasi sebelum pengiriman. Petani pala setempat pun telah menggunakan pestisida nabati, melakukan pemanenan manual, serta pemisahan buah untuk menjaga mutu.
Turut hadir dalam pendampingan adalah perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Karantina Indonesia, pemerintah daerah, serta para pelaku usaha. Keterlibatan berbagai pihak ini mencerminkan komitmen bersama dalam memperkuat sistem keamanan pangan nasional.