Pertumbuhan penduduk, situasi politik, perdagangan internasional dan dalam negeri, kebijakan dan regulasi, sumber daya alam, serta kondisi iklim merupakan beberapa aspek sumber daya dan lingkungan strategis untuk mencapai ketahanan pangan, seperti yang dijelaskan oleh UU No 12 Tahun 2012 tentang Pangan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama dan Humas Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Budi Waryanto saat menyampaikan materi sebagai narasumber pada Retret Pemrograman Konsultasi Bersama yang diselenggarakan oleh Islamic Development Bank (IsDB) di Bali, Selasa (21/5/2024).
“Melalui 3 pilar ketahanan pangan (ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan) ditambah aspek pendukungnya, Badan Pangan Nasional memiliki rencana strategi guna meningkatkan tata kelola pangan nasional yang inklusif, berketahanan dan berkelanjutan” papar Budi.
Budi mengungkapkan bahwa melalui kerangka tersebut diharapkan dapat mendukung capaian Indonesia Emas 2045. “Kita memiliki sumber daya manusia yang unggul dan maju, sehingga mimpi mewujudkan Indonesia Emas 2045 dapat terwujud” ujarnya.
Terkait pengelolaan cadangan pangan, Budi Menyebutkan bahwa NFA bersama dengan BULOG dan Holding Pangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bekerjasama untuk memperkuat Cadangan Pangan Nasional untuk Ketersediaan Pangan dan Stabilisasi Harga.
Hal tersebut sejalan dengan penyataan Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, Februari 2024 lalu saat talkshow yang diselenggarakan oleh Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO). “Dengan dukungan regulasi yaitu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), saat ini pihaknya tengah memperkuat CPP dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Perum Bulog dan BUMN pangan sebagai offtaker hasil petani/peternak. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar CPP dapat menjadi instrumen untuk stabilitasi pasokan dan harga pangan, bantuan pangan, maupun keadaan darurat” ujar Arief.
Selain itu, berbagai program yang berkaitan dengan tiga pilar ketahanan pangan tersebut juga terus didorong oleh NFA, antara lain upaya penganekaragaman pangan, NFA terus menggencarkan sosialisasi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA). Selain itu, untuk mendorong penurunan kerawanan pangan dan gizi, NFA juga mengusung Gerakan Selamatkan Pangan dengan fokus pada upaya stop boros pangan dan mendonasikan pangan berlebih kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.
Untuk mencapai itu, Budi menegaskan kuncinya pada sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder pentahelix (Akademisi, Dunia Usaha, Komunitas, Pemerintah, dan Media).
Retret Pemrograman Konsultasi Bersama yang bertujuan untuk mengidentifikasi peluang keterlibatan baru di berbagai sektor di Indonesia juga dihadiri oleh perwakilan dari Bappenas, Kementerian Keuangan serta kementerian/lembaga terkait lainnya.