Menjelang Bulan Ramadhan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengambil sejumlah langkah cepat untuk mengantisipasi kenaikan harga sejumlah bahan pokok terutama beras.
Demikian diungkapkan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA, Nyoto Suwignyo saat mendampingi kunjungan kerja komisi IV DPR RI di Gudang Bulog Sendangsari Bantul- Yogyakarta, Selasa (2/3/2024).
“Badan Pangan Nasional telah mendorong penyaluran beras SPHP dengan di seluruh Indonesia dengan target minimal 1,2 juta ton di tahun 2024 ini, serta penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) Komersial hingga 30 Maret 2024 di seluruh Indonesia dengan target 250 ribu ton” papar Nyoto.
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden RI beberapa waktu lalu agar penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebesar 200 ribu ton perbulan hingga Maret 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi pada kesempatan terpisah juga menyebutkan bahwa stok pangan menjelang Ramadhan ini cukup. “Ramadhan nanti, stok pangan kita cukup terutama beras. Kami di Badan Pangan Nasional bersama BUMN pangan dan seluruh stakeholder pangan, terus bahu membahu dalam memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat,” tutur Arief.
Arief juga memprediksi harga beras akan mengalami pengoreksian signifikan dalam dua hingga tiga pekan ke depan mengacu pada harga GKP di tingkat petani yang sudah mengalami penurunan.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama Ketua Komisi IV Sudin meminta agar pemerintah bahwa memasifkan penyaluran beras SPHP di seluruh Indonesia agar harga beras langsung turun sehingga dapat dikendalikan.
“Penyaluran beras SPHP didorong semaksimal mungkin agar dapat menurunkan harga dengan cepat dan yang terpenting penyalurannya bukan hanya di retail modern namun juga pasar tradisional agar dapat menyasar semua kalangan masyarakat” tegas Sudin.
Ketua Komisi IV tersebut juga meminta pemerintah berani membuat terobosan, misalnya dengan menaikkan HPP namun dengan memperhitungkan daya beli masyarakat. “Harga GKG saat ini Rp. 7.800 sehingga harga beras mencapai Rp. 15.600” jelas Sudin.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan oleh Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita bahwa persediaan beras di seluruh Indonesia saat ini sebanyak 1,3 juta ton, sebanyak 800 ribu ton berada di gudang Bulog, dan selebihnya masih dalam perjalanan.
“Naiknya harga beras saat ini disebabkan karena mundurnya musim panen padi. Selain itu, persediaan beras yang masih dalam perjalanan dan belum dibongkar karena beberapa kendala, juga menjadi salah satu faktor kenaikan harga beras di pasaran” ungkap Feby
Direktur Bisnis Perum Bulog tersebut juga menjelaskan bahwa hingga saat ini Perum Bulog telah melakukan penyaluran beras SPHP sebesar 340 ribu ton di seluruh Indonesia. Di Jogjakarta setiap hari sekitar 250 ton beras SPHP disalurkan ke toko, outlet dan lainnya.
Untuk memastikan harga sejumlah bahan pokok terjangkau NFA juga masifkan pelaksanaan Gelar Pasar Murah (GPM). Hingga Februari NFA bekerjasama dengan pemerintah daerah serta mitra telah melakukan Gelar Pasar Murah sebanyak 1.658 kegiatan yaitu 82 kegiatan di Pusat, 472 kegiatan di 38 provinsi (dekon), dan 1.028 kegiatan di 514 kab/kota (dekon) dan masih akan terus bertambah terutama menjelang Ramadhan hingga Idul Fitri nanti.