Di sela-sela menghadiri Seminar Nasional di Mataram, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengunjungi perusahaan UMKM yang bergerak di Industri Pangan Lokal, yaitu _CV. Yant Sorghum_, Kamis (13/12).
Perusahaan yang diinisasi Yanti, membudidayakan tanaman sorghum pada areal 50 hektar dengan petani binaan 200 orang, dengan konsep korporasi petani.
"Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan dan dikembangkan ibu yanti dalam pengembangan tanaman sorghum dengan konsep korporasi petani," kata Agung.
Korporasi petani adalah model bisnis yang dikembangkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Model bisnis ini diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi produk pertanian, dan peningkatan nilai tawar produk di pasar.
"Kami sangat mendukung dan mendorong pengembangan pangan lokal. Model yang dikembangkan ibu Yanti bisa merupakan contoh Pengembangan Industri Pangan Lokal yang akan kami kembangkan tahun depan," tambah Agung.
Ibu Yanti menerapkan konsep korporasi petani sejak 2015 dalam bentuk _CV. Yant Sorghum_ yang berbasis di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Dengan konsep korporasi, Yanti telah mengerakkan 200 petani yang tersebar di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Selatan untuk membudidayakan tanaman sorghum.
"Secara keseluruhan lahan garapan perusahaan ini mencapai 50 Ha," ujar Yanti.
Sorghum merupakan tanaman yang menghasilkan _Zero Waste Product_. Biji sorghum dapat diolah menjadi tepung, pakan ternak, nasi, dan biskuit.
Batang sorghum dapat diolah menjadi gula, pakan sapi, kompos, dan permen. Sedangkan daunnya dapat diolah menjadi kompos, pewarna alami, dan keripik.
“Perusahaan kami mencoba mengolah (sorghum) semaksimal mungkin. Biji, batang dan daunnya kami olah seluruhnya,” tambah Yanti.
Bisnis model yang diterapkan Yanti dilakukan dengan menggerakkan wanita-wanita tani melalui model korporasi petani.
Korporasi petani dibangun dengan memberdayakan 200 petani di 4 kabupaten di Provinsi NTB. Hasil panen dibeli oleh CV. Yant Sorghum kemudian dilakukan pengolahan yang meliputi proses penggilingan, penepungan, hingga mencapai produk jadi.
Produk yang dijual meliputi beras sorghum, tepung sorghum, gula cair sorghum, kue kering, minuman kesehatan sorghum, popcorn sorghum, keripik daun sorghum, kerupuk sorghum, serta dendeng daun sorghum.
Pemasaran tidak hanya konsumen dapat membeli langsung kepada penjual. Metode yang dilakukan ini dapat mengurangi rantai pasok yang panjang, sehingga harga lebih kompetitif.
Petani yang berkerjasama dengan _CV. Yant Sorghum_ dapat menikmati hasil panen. Setiap kali panen, petani akan dapat mengantongi hasil sekitar Rp. 25 juta/Ha dengan biaya produksi Rp.6-7 juta/Ha.
Dengan kondisi agroklimat di NTB, tanaman sorghum dapat panen hingga 4 kali setahun. Dengan perkiraan ini, petani dapat mengantongi pendapatan bersih lebih Rp. 60juta/Ha dalam satu tahun.
Tertarik menjadi petani atau pengusaha sorghum?