Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengajak masyarakat Buleleng untuk kembali menghidupkan sorgum sebagai salah satu pangan lokal andalan. Ajakan ini disampaikan dalam acara Gerakan Konsumsi Pangan Sehat dan Bergizi Berbahan Sorgum yang digelar di Taman Bung Karno, Singaraja, Buleleng, Bali (21/8). Acara yang penuh antusias ini dihadiri oleh berbagai stakeholder pangan, termasuk Pj. Bupati Buleleng yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Kabupaten Buleleng, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Kabupaten Buleleng, serta Ketua Komunitas Sorgum Indonesia (KAGUMI) Diana Widiastuti yang juga turut ambil bagian.
Sorgum bukanlah tanaman asing bagi masyarakat Buleleng. Sejak zaman kerajaan, sorgum telah menjadi bagian integral dari budaya pangan di daerah ini. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mengungkapkan bahwa sorgum sudah diandalkan oleh masyarakat Buleleng sejak masa lampau, menjadi salah satu sumber pangan utama yang diwariskan dari generasi ke generasi. "Sorgum adalah bagian dari sejarah pangan Buleleng yang kaya. Kita memiliki warisan yang luar biasa ini, dan sudah saatnya kita menghidupkannya kembali untuk menjawab tantangan pangan masa kini," ujarnya.
Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, menggarisbawahi pentingnya mengangkat kembali pangan lokal seperti sorgum untuk memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan di tingkat daerah. Menurutnya, pemanfaatan sorgum yang telah terbukti tangguh, tahan banting dan kaya nutrisi dapat mendukung upaya mewujudkan kemandirian pangan di Buleleng, yang pada gilirannya akan berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional. "Kembali ke sorgum bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga sebuah langkah strategis dalam menghadapi tantangan pangan ke depan. Dengan memanfaatkan potensi lokal, kita dapat membangun fondasi yang kokoh untuk menyongsong Generasi Emas 2045," kata Andriko.
Dalam konteks ini, Andriko juga menekankan pentingnya penerapan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal, yang baru saja diundangkan pada 15 Agustus 2024. Perpres ini mengamanatkan pemerintah daerah untuk melaksanakan strategi nasional dalam rangka meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan lokal. "Implementasi Perpres 81/2024 sangat relevan dengan gerakan ini. Dengan kerjasama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, kita dapat mempercepat penganekaragaman pangan berbasis potensi lokal seperti sorgum, yang pada akhirnya akan memperkuat kedaulatan pangan di Indonesia," tambahnya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang sosialisasi, tetapi juga sarana memperkuat komitmen semua pihak dalam mendukung program diversifikasi pangan yang dicanangkan pemerintah. Dengan melibatkan berbagai stakeholder, diharapkan pesan penting mengenai pemanfaatan pangan lokal seperti sorgum dapat tersebar luas dan mendorong masyarakat untuk mengadopsi pola konsumsi yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Momentum ini diharapkan menjadi titik awal bagi Buleleng untuk kembali menempatkan sorgum sebagai pangan andalan yang tidak hanya menjawab kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga memperkuat kemandirian dan kedaulatan pangan daerah. Dengan dorongan dan kerjasama dari semua pihak, diharapkan Buleleng dapat menjadi pelopor dalam gerakan kemandirian pangan berbasis sorgum, yang akan mendukung terwujudnya generasi yang sehat, aktif dan produktif.
#BadanPanganNasional #NationalFoodAgency #NFA #PanganLokal #Buleleng #Bali #Sorgum