Kementan Meminta Bangun Sinergitas Untuk Cegah Harga Jagung Jatuh Saat Panen Raya

“Ponorogo telah memasuki panen raya Jagung sejak pertengahan Februari sampai pertengahan Maret. Untuk mencegah harga jagung jatuh,  perlu sinergi antar lembaga, baik pemerintah maupun swasta,” ujar Andriko Noto Susanto, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian saat Panen Jagung di Desa Sidoarjo, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Kamis (28/02).

Ponorogo merupakan salah satu sentra produksi Jagung di Jawa Timur. Seperti tidak mau ketinggalan dengan kabupaten lainnya seperti Lamongan, Tuban, Ngawi, Gresik dan Pasuruan yang sudah memasuki panen raya, Ponorogo saat ini sedang masuk puncak panen raya jagung.

Kegembiraan petani terlihat dari pancaran wajah saat melakukan panen raya. Diharapkan produksi jagung petani Ponorogo tidak hanya dapat mensuplai kebutuhan jagung bagi peternak khususnya di wilayah Ponorogo, juga  wilayah lainnya.

Potensi luas panen Jagung di Ponorogo cukup tinggi. Harmanto, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, menyampaikan bahwa luas panen Jagung periode Februari-Maret 2019 sekitar 23.398 Ha, dimana luas panen Februari 15.921 Ha dan Maret 7.478 Ha.

"Sampai saat ini luas panen jagung di Ponogoro baru sekitar 9 ribu hektar, artinya masih ada sisa sekitar 14 ribu hektar yang akan dipanen sampai dua pekan kedepan,” jelas Harmanto.

Setijo Budi, Ketua Kelompok Tani LMPSDH Wonorejo  menyampaikan, produksi Jagung  berlimpah karena didukung luas panen dan produktivitas  tinggi.

"Provitas Jagung di wilayah Sidoarjo karena monokultur bisa mencapai 10-12 ton/ha, sedangkan di wilayah lainnya dengan sistem tumpangsari berkisar 7-9 ton/ha. Jadi kami protes keras jika provitas jagung di Ponorogo hanya disebut 4-5 ton/ha, itu gak mungkin, bisa bangkrut petani” ungkap Budi

Peningkatan produksi dan provitas jagung di Ponorogo tidak lepas dari berbagai bantuan Kementerian Pertanian baik benih, pupuk, alsintan dan bimbingan penyuluhan.

“Tahun 2018 kemarin, Kementan telah memberikan bantuan kepada petani di Ponorogo dengan 133 traktor roda dua, 21 unit traktor roda empat, 185 unit pompa air, 10 unit corn planter, 22 unit rice trans, 99 unit hand sprayer, 21 unit cultivator. Pada tahun 2019 tentu akan ada bantuan lain, misalnya 5 unit traktor roda dua, bantuan benih untuk 5 ribu hektar dan lainnya,” pungkas Andriko

Sumarno, petani Jagung Ponorogo mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Perhutani atas penyediaan lahan dan Kementerian Pertanian atas bantuan untuk sarana produksi pertanian khususnya Jagung, sehingga petani mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Selain itu, mewakili petani lainnya, harapan kepada pemerintah melalui Bulog dapat hadir di tengah-tengah petani dengan cara menyerap hasil panen Jagung di Wonorejo khususnya saat seperti sekarang yang sedang panen raya agar harga tidak jatuh.

"Musim panen ini akan berlanjut sampai Maret, saya prediksi bulan depan harga akan turun, jadi Bulog kalau bisa beli Jagung kami,” ungkap Sumarno

Menanggapi hal tersebut, Nita, Kasubdivre Ponorogo berjanji akan menyerap Jagung petani dengan harga sesuai HPP agar petani tidak rugi,  sekaligus menjembatani petani dengan peternak untuk penyaluran hasil panen raya.

"Bulog akan menyerap Jagung petani, namun  mengacu ketentuan HPP," sebut Nita.

BADAN PANGAN NASIONAL  
Sejak 25/01/2023
Kantor
Jalan Harsono RM No.3, Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550
(021) 7807377
nfa_official@badanpangan.go.id
Media Sosial
Tautan Terkait
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Pusat Statistik
Badan Informasi Geospasial
Perum BULOG
ID FOOD
Copyright © 2024 Badan Pangan Nasional. All Rights Reserved.