Pada 4 tahun terakhir, kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia yang diukur dengan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) mengalami peningkatan, yaitu skor PPH 85,2 pada tahun 2015 meningkat menjadi 86,0 pada tahun 2016 dan meningkat lagi menjadi 90,4 pada tahun 2017.
"Peningkatan ini menunjukkan kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia semakin baik, yakni lebih beragam dan bergizi seimbang," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi, menjelaskan dikantornya, Senin (5/11).
Pola Pangan Harapan merupakan instrumen untuk mengukur pemenuhan keberagaman dan keseimbangan konsumsi pangan.
Menurut Agung, untuk mencapai skor PPH ideal ini, pihaknya mengajak masyarakat melakukan diversifikasi konsumsi pangan.
"Caranya, dengan meningkatkan konsumsi pangan khususnya umbi-umbian, sumber protein, kacang-kacangan, sayur dan buah melalui penerapan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)," tambah Agung.
Selain itu, lanjutnya, BKP juga melakukan program yang mempunyai daya ungkit untuk meningkatkan skor PPH, seperti pemanfaatan pekarangan melalui KRPL, pengembangan pangan lokal sumber karbohidrat non beras, dan edukasi kepada masyarakat untuk mendorong terwujudnya konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi seimbang dan aman.
"Untuk meningkatkan _awareness_ dalam penerapan konsumsi yang beragam dan seimbang berbasis pangan lokal, secara rutin kami menyelenggarakan lomba cipta menu berbasis pangan lokal," ujar Agung.
Menurut Agung, lomba cipta menu kedepannya, lebih diarahkan pada olahan pangan lokal bernilai komersil, sehingga produksinya dapat lebih dikembangkan", tambah Agung
Melalui berbagai program yang digulirkan, diharapkan dapat merubah mindset masyarakat dalam mengkonsumsi pangan yang lebih beragam bergizi seimbang, sesuai kebutuhan pangan maupun preferensi dan aman.