Sering dengan meningkatnya perhatian dunia terhadap isu pangan, pertanian dan ketahanan panganserta kaitannya dengan perubahan iklim dan masalah gizi, maka pembahasan isu-isu tersebut semakin meningkat khususnya di forum-forum multilateral. Indonesia sebagai salah satu anggota Dewan FAO secara konsisten berpartisipasi aktif padaSidang Dewan FAO. Kehadiran Indonesia pada pertemuan ini memiliki arti khusus bagi Indonesia, mengingat sidang ini adalah sidang pertama setelah Indonesia masuk kembali sebagai anggota Dewan FAO periode 2015-2017.
Agenda Pertemuan
Partisipasi aktif Indonesia pada Sidang Dewan FAO ke-153 pada tanggal 30 November – 4 Desember 2015, di Roma, Italia, diketuai oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, dengan anggota Delri terdiri dari wakil Kementerian Pertanian dan Kementerian Luar Negeri, dan unsur KBRI Roma. Unsur Kementerian Pertanian mencakup Pusat Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kementerian Pertanian dan Sekretariat Badan Ketahanan Pangan.
Sebanyak 49 negara anggota Dewan FAO hadir pada sidang dimaksud termasuk 9 negara anggota FAO lainnya dalam kapasitas sebagai peninjau (observer). Pertemuan dibuka oleh Direktur Jenderal FAO, Dr. José Graziano da Silva, dan selanjutnya dipimpin oleh Mr. Wilfred Ngirwa, Independent Chair of the FAO Council. Pertemuan membahas program dan anggaran 2016-2017, restrukturisasi kantor pusat dan desentralisasi FAO, hasil pertemuan Komite Ketahanan Pangan Dunia ke-42 dan agenda lainnya.
Posisi Indonesia dan Hasil Sidang FAO Council 153
Indonesia menyampaikan apresiasi kepada FAO atas penghematan anggaran sebesar 2,7 juta USD, yang dialokasikan untuk mendukung Small Island Developing States (SIDS) Trust Funds.Disisi lain, terkait dengan upaya rasionalisasi struktur pusat FAO, negara anggota meminta agar manajemen FAO dapat melakukan independent assessment kapasitas teknis organisasi baik di kantor pusat maupun di kantor desentralisasi.
Pada pembahasan mengenai hasil kerja Committee on World Food Security, para anggota Council mengapresiasi penyelenggaraan CFS ke 42 yang telah dihadiri oleh 120 negara anggota CFS dan 9 negara anggota non-CFS, meliputi pemerintah, CSO, swasta, organisasi internasional dan regional, termasuk diantaranya 9 Menteri dan 6 Wakil Menteri. Para negara anggota juga menyambut baik terpilihnya H.E Ambasador Amira Daoud Hassan Gornass, Watap Sudan untuk FAO, IFAD, dan WFP, sebagai KetuaCFS yang baru.
Selanjutnya, sidang menyepakati penggunaan State of Food Insecurity in the World (SOFI) sebagai salah satu tools untuk pengukuran pencapaian SDGs poin ke 2 terkait dengan ketahanan pangan. Dokumen rekomendasi kebijakan yang disepakati diantaranya Voluntary Guidelines “Framework for Action for Food Security and Nutrition in Protacted Crises”; “Water for Food Security and Nutrition”;dan fourth version of the Global Strategic Framework for Food Security and Nutrition (GSF). Dewan FAO menyepakati Multi-Year Programme of Work (MYPoW) CFS untuk biennium 2016-2017 dan penetapan Open-Ended Working Group (OEWG) on Nutrition sebagai upaya pengarusutamaan gizi dalam kinerja CFS.